Ahad 14 Apr 2024 01:40 WIB

Indonesia Kaya Potensi Obat Herbal untuk Hewan

Untuk tingkatkan produksi ternak dan perikanan, perlu obat hewan yang memadai.

Peternak meracik jamu untuk diberikan kepada hewan ternak di peternakan di Desa Ciharalang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Peternak meracik jamu untuk diberikan kepada hewan ternak di peternakan di Desa Ciharalang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut, Indonesia merupakan negara yang kaya flora dan fauna yang berpotensi dalam menghasilkan obat untuk penyakit hewan ataupun pada manusia.

Indonesia memiliki kurang lebih 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut. "Beberapa tumbuhan berupa bahan alam berpotensi sebagai obat herbal alami," kata Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Indi Dharmayanti.

Baca Juga

Kemajuan teknologi di bidang obat hewan ditandai dengan banyak ditemukan jenis obat hewan yang baru. Baik melalui pengembang metode monokuler atau nano teknologi sebagai anti virus, anti parasit, anti jamur, anti bakteri sebagai bahan diagnostik untuk penyakit hewan.

Untuk lebih meningkatkan produksi peternakan dan perikanan, maka diperlukan persediaan obat hewan yang memadai dari segi manfaat, jumlah, maupun mutu dalam pembuatan penyediaan dan peredarannya.

Pada 2016 hingga 2018, BRIN telah meneliti khasiat dedaunan lokal berupa gamal, bunga sepatu, mimba, kersen, dan mengkudu untuk mengobati penyakit pada hewan ternak jenis domba. Dedaunan lokal tersebut memiliki efek terhadap antelmintik parasit domba maupun kambing.

Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Peternakan, Organisasi Riset Pertanian, dan Pangan BRIN Awistaros Angger Sakti mengatakan, pemberian 10 persen dedaunan segar tersebut dari total hijauan pakan yang diberikan mampu membantu memutus siklus parasit di lambung dan usus.

Menurut dia dedaunan lokal itu menjadi obat herbal yang berfungsi membunuh cacing dewasa di saluran pencernaan domba dan menghambat penetasan telur.

"Ke depan juga akan dikembangkan pemanfaatan senyawa bioaktif tersebut untuk menghambat penetasan telur lalat dan parasit untuk disemprotkan ke kandang," kata Angger.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement