Rabu 10 Apr 2024 05:50 WIB

Rachmat Gobel: Program Magang Buka Peluang Kerja yang Inklusif

Kualitas SDM jadi kunci manfaatkan peluang ekonomi di masa depan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Chairman dan Shareholder Gobel Group Rachmat Gobel
Foto: dok pribadi
Chairman dan Shareholder Gobel Group Rachmat Gobel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chairman dan Shareholder Gobel Group Rachmat Gobel mengatakan, secara keseluruhan, transfer teknologi adalah elemen krusial dalam memberdayakan talenta lokal. Dengan memperkenalkan inovasi, pengetahuan, dan keterampilan baru, transfer teknologi membuka pintu menuju masa depan yang lebih inklusif.

Yayasan Matsushita Gobel (YMG) yang merupakan bagian dari Gobel Group kembali melepas 84 peserta magang Technical Intern Training Program (TITP) Batch XII ke Jepang pada akhir Maret lalu. Program ini merupakan komitmen YMG dalam mendorong peningkatan pertumbuhan jumlah tenaga kerja ahli di Indonesia agar selaras dengan kebutuhan industri yang semakin kompetitif.

Baca Juga

Harapannya setelah para peserta program menyelesaikan magang, dapat membawa keahlian yang telah dipelajari dari Jepang untuk dipraktikkan pada industri nasional. Hal ini diharapkan memiliki kontribusi dalam memenuhi ketersediaan tenaga ahli di Indonesia. Sejak 2017, YMG secara total telah melepas 380 peserta magang ke Jepang.

Rachmat melanjutkan, melalui program ini, para peserta magang diproyeksikan dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja ahli di Indonesia.

"Dengan demikian, peningkatan kualitas SDM tidak hanya menjadi respons terhadap pembangunan infrastruktur, tetapi juga menjadi kunci untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang ekonomi yang terbuka di masa depan," ujar Rachmat melalui keterangan tulis.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mengatakan, inisiatif dari YMG memberikan kontribusi besar dalam memperkuat kerja sama dan hubungan Jepang dengan Indonesia. Program ini bermanfaat bagi Jepang yang menghadapi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua. Begitu pula bagi Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi dan memiliki generasi muda yang melimpah.

Lebih dari 100 ribu orang Indonesia telah mengikuti program pelatihan pemagangan teknis di Jepang selama lebih dari 30 tahun. Dengan tujuan, mengembangkan sumber daya manusia dan alih keterampilan.

Banyak di antara mereka yang kembali ke Indonesia dan berhasil memulai usaha skala besar berdasarkan keterampilan yang mereka peroleh di Jepang. "Saya berharap, para peserta magang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan menjadi garda terdepan dalam membina hubungan baik antara Jepang dan Indonesia," kata Masaki.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement