REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Jumat (5/4/2024) menyatakan Indeks Harga Pangan Utama, yang melacak perubahan bulanan harga lima kelompok makanan utama, meningkat pada Maret setelah tujuh bulan mengalami penurunan.
FAO menyatakan Indeks Harga Pangan Utama mencapai 118,3 poin pada Maret 2024, naik 1,3 poin (1,1 persen) dari tingkat revisinya pada bulan Februari, seiring kenaikan indeks harga minyak nabati, produk susu dan daging sedikit lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga gula dan sereal.
Indeks tersebut, meskipun mencatat kenaikan pertama pada Maret menyusul tren penurunan selama tujuh bulan, turun 9,9 poin (7,7 persen) dari nilainya yang serupa tahun lalu, demikian FAO dalam laporan bulanannya.
Indeks Harga Minyak Nabati adalah indeks makanan yang mengalami kenaikan terbesar, naik sebesar 9,7 poin persentase (atau 8 persen) hingga 130,6 poin dibandingkan bulan Februari, menurut FAO.
FAO menambahkan bahwa harga minyak sawit, kedelai, bunga matahari, dan minyak lobak adalah yang paling meningkat.
Kemudian, Indeks Harga Susu FAO rata-rata mencapai 124,2 poin pada bulan Maret naik 3,5 poin (2,9 persen) dari bulan Februari, yang menandai kenaikan bulanan keenam berturut-turut tapi tetap 11,1 poin (8,2 persen) di bawah nilainya pada bulan yang sama tahun lalu.
Pada Maret, harga keju dunia mengalami peningkatan terbesar, yang mencerminkan permintaan impor yang stabil dari Asia.
Penjualan internal keju yang lebih tinggi di Eropa Barat mengarah pada penurunan produksi pada musim semi, dan secara musiman di Oseania, menurut badan pangan tersebut.
Indeks Harga Daging meningkat sebesar 1,9 poin (1,7 persen) pada bulan mencapai 113,0 poin.
FAO menambahkan terjadi peningkatan harga daging unggas dunia yang didorong stabilnya permintaan di negara-negara pengimpor. Serta, tingginya pasokan akibat berkurangnya jumlah unggas akibat wabah influenza di negara-negara produsen.
Indeks Harga Sereal FAO rata-rata sebesar 110,8 poin pada Maret, turun 3,0 poin (2,6 persen) dari bulan Februari dan 27,7 poin (20,0 persen) di bawah nilai produknya pada Maret 2023.
Harga ekspor gandum global menurun selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Maret, sebagian besar disebabkan oleh persaingan ekspor yang kuat terus berlanjut di antara Uni Eropa, Federasi Rusia, dan Amerika Serikat.
Indeks Harga Gula, turun sebesar 7,6 poin (5,4 persen) pada Maret setelah kenaikan dua bulan dan mencapai 133,1 poin.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh revisi perkiraan produksi gula India tahun 2023-2024, laju panen gula yang lebih baik di Thailand, dan besarnya ekspor dari Brasil.