Senin 01 Apr 2024 12:42 WIB

Inflasi Ramadhan Relatif Tinggi, Ini Penyebabnya

Inflasi Maret 2024 bertepatan dengan momen Ramadhan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga membawa bahan kebutuhan pokok bersubsidi yang dibeli saat digelar Warung Tekan Inflasi (Wartek) di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
Warga membawa bahan kebutuhan pokok bersubsidi yang dibeli saat digelar Warung Tekan Inflasi (Wartek) di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tinjauan khusus tentang perkembangan inflasi selama momen Bulan Ramadhan. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan inflasi Maret 2024 bertepatan dengan momen Ramadhan dan mengalami peningkatan inflasi dibandingkan dengan Februari 2024.

"Jika kita bandingkan dengan periode sebelumnya kecuali 2022, inflasi pada bulan Ramadhan tahun ini relatif lebih tinggi yaitu sebesar 0,52 persen," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (1/4/2024).

Baca Juga

Hanya saja jika dibandingkan 2022, Amalia mengungkapkan inflasi pada Ramadhan 2022 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada Ramadhan 2024. Amalia menuturkan, komoditas penyebab utama inflasi Maret 2024 didominasi oleh komoditas pangan bergejolak.

"Komoditas pangan bergejolak ini antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, beras cabai rawit, dan bawang putih," ucap Amalia.

Dia menambahkan, BPS juga mencatat beberapa komoditas yang mengalami deflasi pada Maret 2024. Komoditas tersebut yaitu cabai merah, tomat, dan tarif angkutan udara.

BPS mencatat inflasi pada Maret 2024 sebesar 0,52 persen. Sementara secara tahunan pada periode tersebut terjadi inflasi sebesar 3,05 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.

Inflasi bulanan pada Maret 2023 terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024. Sementara inflasi secara tahunan pada Maret 2023 terjadi peningkatan IHK dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement