Senin 01 Apr 2024 12:14 WIB

BPS Ungkap Inflasi Ramadhan Melejit, Tembus 3,05 Persen

Sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Foto: Dok Humas BPS
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2024, sebesar 0,52 persen. Sementara secara tahunan pada periode tersebut terjadi inflasi sebesar 3,05 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.

"Tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin 91/4/2024).

Baca Juga

Amalia menjelaskan, inflasi bulanan pada Maret 2023 terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024. Sementara inflasi secara tahunan pada Maret 2023 terjadi peningkatan IHK dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Amalia menjelaskan, penyumbang utama inflasi Maret 2024 secara bulanan merupakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,41 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut yakni telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah.

Sementera itu, penyumbang utama inflasi Maret 2024 secara tahunan yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 2,09 persen. "Komoditas openyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, daging ayam ras, cabai merah, sigaret kretek mesin (SKM), dan telur ayam ras," jelas Amalia.

Amalia menambahkan, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan empat lainnya mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi sebesar 1,07 persen di Provinsi Sulawesi Utara. Deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,46 persen," ucap Amalia.

BPS juga mencatat, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dengan andil inflasi yang hanya 0,01 persen. Amalia menyebut, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin.

Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,16 persen. Komponen tersebut memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,36 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah," tutur Amalia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement