REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Boeing mengumumkan CEO Dave Calhoun mengundurkan diri. Rencananya, Calhoun meletakkan jabatannya pada akhir tahun ini. Langkah ini terkait krisis yang dihadapi perusahaan pesawat tersebut yakni serangkaian kasus keselamatan dan manufaktur pesawat.
Insiden paling disorot adalah saat Januari lalu, panel penutup pintu Boeing 737 MAX 9 milik maskapai penerbangan Alaska Airlines meledak di tengah penerbangan. Memang tak ada yang terluka dalam kejadian ini tetapi pesawat mendarat darurat.
Akibat ledakan tersebut, terdapat lubang menganga di bagian kabin pesawat. Calhoun menuturkan dirinya memutuskan untuk mundur dari jabatannya. ‘’Ini memberi perhatian bagi mereka bahwa di akhir tahun ini saya berencana mundur,’’ katanya kepada CNBC, Senin (25/3/2024).
Ia bertahan sampai akhir tahun dengan tujuan menyelesaikan isu soal mutu produk pesawat Boeing. COO Stephanie Pope ditunjuk untuk memimpin Boeing Commercial Airplanes. Ia menjalani peran barunya berlaku efektif Senin.
Mantan CEO perusahaan teknologi Qualcomm, Steve Mollenkopf, ditunjuk untuk memimpin dewan eksekutif dan mendapatkan amanat untuk mencari CEO baru yang nantinya menggantikan Calhoun.
Mengenai sejumlah insiden yang dialami pesawat Boeing, Calhoun memberikan respons.‘’Mata dunia menatap kita dan saya tahu kita akan melewati momen ini menjadi perusahaan lebih baik,’’ katanya dalam suratnya seperti dilansir The Straits Times, Senin.
Ia menegaskan, soal keselamatan dan kualitas produk mesti terus menjadi perhatian perusahaan. ‘’Kecelakaan pada nomor penerbangan 1282 Alaska Airlines merupakan momen penting bagi Boeing. Kita harus terus meresponsnya dengan kerendahan hati dan transparan.’’
Bulan lalu, pihak regulator di AS telah mendesak Boeing dalam kurun 90 hari mesti menyerahkan rencana mengenai kendali mutu produk mereka. Federal Aviation Administration (FAA) menekankan Boeing mesti berkomitmen pada isu keselamatan ini dan melakukan peningkatan.
Boeing menghadapi beragam keraguan menyusul sejumlah potensi bahaya atas pesawat mereka. Menambah insiden yang terjadi pada pesawat milik Alaska Airlines, terdapat kebakaran mesin pada Boeing 747 tak lama setelah lepas landas di bandara Florida, Januari lalu.