Selasa 19 Mar 2024 18:55 WIB

Hutama Karya Rampungkan Pemeliharaan Tol Trans Sumatera Sebelum Mudik

Hutama Karya melakukan akselerasi pemeliharaan.

Sejumlah kendaraan keluar dari gerbang Tol Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (12/1/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Sejumlah kendaraan keluar dari gerbang Tol Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (12/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Hutama Karya (Persero) memastikan kesiapan dalam menyambut dan melayani pemudik di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Hutama Karya melakukan akselerasi pemeliharaan dan direncanakan rampung sebelum arus mudik.

"Pemeliharaan ini terus dikebut agar segera selesai tepat waktu sebelum dimulainya momen mudik Lebaran dengan metode yang digunakan adalah metode beton rigid di Tol Terpeka dengan progres pengerjaan mencapai 52 persen dan target rampung akhir Maret ini," kata Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo dalam keterangan yang diterima di Palembang, Selasa (19/3/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pemilihan metode pemeliharaan dengan beton rigid atau dengan flexible pavement disesuaikan terhadap perkerasan existing dari jalan tol, sehingga pengguna jalan tol dapat merasakan kualitas jalan tol yang semakin nyaman.

"Kami pastikan perjalanan pemudik aman dan nyaman saat melintasi JTTS dengan seluruh pemeliharaan yang telah dilakukan oleh HK Group, sehingga akan menghadirkan pengalaman mudik yang berkesan," katanya.

Sementara itu, dalam pengerjaan pemeliharaan pada kedua jalan tol tersebut, PT Hakaaston (HKA) selaku Jasa Layanan Operasi (JLO) menggunakan sebanyak 7.900 ton material beton aspal atau hotmix dengan kualitas terbaik di mana pengerjaan ini diawali dengan rekonstruksi dan rekondisi jalan tol yang dilakukan sejak awal bulan Januari 2024 dengan seluruh pekerjaan menciptakan kondisi zero pothole atau tanpa lubang.

"Sebelum dipilih material dan metode pemeliharaannya, kami melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan dan identifikasi jenis kerusakan yang terjadi terlebih dahulu dengan menggunakan metode Surface Distress Index yaitu metode perkerasan berdasarkan skala," katanya.

Kemudian, ia mengimbau ke seluruh pengguna jalan untuk berkendara sesuai dengan tata tertib dan ketentuan yang berlaku di jalan tol. Berkendara dengan kecepatan minimum 60km per jam dan maksimum 80 km per jam, dan tidak menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat.

Pengguna jalan diminta untuk segera beristirahat di tempat istirahat terdekat apabila merasa mengantuk, dan apabila terdapat keluhan atau melihat tindak kejahatan yang ada di jalan tol serta agar segera melapor ke Call Centre masing-masing ruas tol.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement