Ahad 17 Mar 2024 13:23 WIB

Begini Antisipasi Kemenhub Tangani 193,6 Juta Pemudik Lebaran

Masyarakat diyakini baru akan melakukan perjalanan arus balik H+7.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Setyanavidita livicansera
Sejumlah penumpang berada di dalam bus program mudik dan balik gratis Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Jawa Tengah, Jumat (28/4/2023). Kemenhub memberangkatkan 126 bus angkutan program mudik gratis dari Terminal Tirtonadi pada arus balik Lebaran 2023. ANTARAFOTO/Maulana Surya/tom.
Foto: Antara/Maulana Surya
Sejumlah penumpang berada di dalam bus program mudik dan balik gratis Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Jawa Tengah, Jumat (28/4/2023). Kemenhub memberangkatkan 126 bus angkutan program mudik gratis dari Terminal Tirtonadi pada arus balik Lebaran 2023. ANTARAFOTO/Maulana Surya/tom.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah pemudik pada Idul Fitri 1445 atau 2024 diprediksi mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Mengantisipasi lonjakan tersebut, Kemenhub melakukan sejumlah antisipasi mulai dari pengaturan lalu lintas hingga mudik gratis.

"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT), terdapat tren peningkatan potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada masa Lebaran 2024 yaitu sebesar 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 193 juta orang," kata Budi dalam Konferensi Pers yang diikuti secara daring, Ahad (17/3/2024).

Baca Juga

Budi mengatakan, sebanyak 28,4 juta orang atau 14,6 persen penduduk Jabodetabek akan melakukan perjalanan di masa mudik Lebaran 2024. Artinya ada peningkatan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Idul Fitri 2024 dibandingkan tahun 2023 sebesar 45,8 persen atau 123 juta orang.

"Kemenhub melakukan persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian pengaturan transportasi dan penanganan secara komprehensif bersama instansi, kementerian dan pemerintah pusat, Polri, pemerintah daerah, BUMN dan swasta," kata Budi.

Selain itu, juga akan dilakukan pembatasan angkutan barang pada mudik tahun ini. Aturan tersebut tertulis dalam surat keputusan bersama beberapa menteri dalam SKB tentang pengaturan lalu lintas dan penyeberangan selama masa arus mudik dan arus balik tanggal 5 Maret 2024.

Kemenhub juga sudah melaksanakan inspeksi keselamatan, ramp check pada sarana transportasi, darat, laut, udara, kereta api. Pihaknya juga terus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pengaturan transportasi pada masa angkutan lebaran 2024 dan meningkatkan kedisiplinan berlalu lintas. Langkah antisipasi selanjutnya, Kemenhub juga menyediakan fasilitas angkutan mudik gratis.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Robby Kurniawan mengatakan, puncak arus mudik diprediksi terjadi tiga kali. Pertama, pada H-4  Sabtu (6/4/2024) dengan jumlah pemudik 23,2 juta orang. Kedua, H-3 Ahad (7/4/2024) dengan 23,1 juta orang, dan puncak arus mudik ketiga terjadi H-2, Senin (8/4/2024) dengan 26,6 juta orang.

"Untuk proyeksi arus balik diprediksi terjadi pada H+3, Ahad (14/4/2024) dengan 40,99 juta orang. Selain itu, masyarakat diyakini baru akan melakukan perjalanan arus balik H+7 lebaran," ujar dia.

Robby pun menambahkan, dari hasil survei terhadap 48 ribu responden terkait masa angkutan mudik lebaran 2024, 52 persen menyatakan mudik dalam rangka Idul Fitri, 35,2 persen menyatakan mereka bepergian untuk mengunjungi silaturahmi kepada keluarga, dan 10,6 memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata.

Selain itu, berdasarkan profiling dari para responden yang akan melakukan perjalanan mudik yaitu pekerja swasta dengan pendapatan sekitar Rp 3-Rp 5 juta. "Yang paling banyak adalah karyawan swasta dengan ruang penghasilan antara Rp 3-Rp 5 juta dan pendidikan SMA," kata Robby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement