REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menjamin pasokan beras untuk masyarakat aman. Hal ini juga didukung dari kontrak impor beras yang telah dikantongi Bulog sebesar 800 ribu ton.
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan sebelumnya Bulog telah mengantongi kontrak impor beras 500 ribu ton. Terbaru, 300 ribu ton beras akan datang dari Thailand dan Pakistan.
"Jadi total ada 800 ribu ton dari kuota impor beras tahun ini sebesar 3,6 juta ton," kata Bayu dalam RDP Komisi VI DPR RI, Rabu (13/3/2024).
Bayu menyebut awal tahun ini beras impor telah masuk 1 juta ton. Rinciannya, dari sisa impor 2023 sebanyak 500 ribu ton dan kuota impor tahun ini sebanyak 500 ribu ton.
"Hampir 1 juta (ton) tahun ini, sebagian carry over (500 ribu ton) dan sebagian (dari) kuota 2 juta ton," jelasnya.
Pemerintah memutuskan untuk menambah kuota penugasan impor beras tahun ini kepada Perum Bulog sebanyak 1,6 juta ton, setelah menugaskan impor sebanyak 2 juta ton pada akhir tahun 2023 lalu. Ini adalah bagian dari penugasan kepada Bulog untuk impor tahun 2023 yang mencapai 3,5 juta ton. Adanya impor diproyeksikan bakal membuat harga beras bakal turun.