REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar pertemuan makan malam bersama dengan 33 Duta Besar Negara Anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di The Langham Jakarta, Rabu (28/2/2024) malam. Dalam pertemuan tersebut, Airlangga membeberkan sejumlah rencana Indonesia setelah OECD memulai tahapan diskusi aksesi atas permintaan RI bergabung ke dalam organisasi tersebut.
“Tidak diragukan lagi, peluncuran Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia dalam waktu dekat akan sejalan dengan agenda nasional kita,” kata Airlangga saat membuka acara makan malam di The Langham Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Airlangga menjelaskan, hal tersebut dikarenakan Indonesia tengah mempersiapkan pemerintahan yang akan datang. Selain itu, Airlangga menyebut Indonesia juga memiliki rencana pembangunan jangka menengah pada 2025 hingga 2029 selain itu juga menyelesaikan rencana pembangunan jangka panjang nasional Indonesia berikutnya pada 2025-2045.
Dia menuturkan, Indonesia mempunyai peluang unik untuk memperkuat kebijakan dan perencanaan nasional. “Ini untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan di 17 ribu pulau kita dan memastikan tidak ada satupun yang tertinggal,” ucap Airlangga.
Airlangga menambahkan, kerja sama internasional akan memainkan peran penting dalam transisi dan transformasi Indonesia. Hal itu dengan memberikan peta jalan komprehensif menuju kemajuan seperti yang dicita-citakan dalam Indonesia Emas 2045.
“Perekonomian Indonesia perlu tumbuh minimal enam persen hingga tujuh persen dalam 20 tahun ke depan agar terhindar dari jebakan pendapatan menengah dan berkembang menjadi negara berpendapatan tinggi,” jelas Airlangga.
Airlangga mengatakan, fokus jangka menengah Indonesia adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing internasional untuk merevitalisasi lintasan pertumbuhan. Hal tersebut agar Indonesia memiliki PDB yang lebih tinggi untuk pertumbuhan pendapatan dan meningkatkan kualitas pertumbuhan.