REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi salah satu lumbung beras di provinsi itu berhasil mencatatkan surplus beras di akhir 2023 sebanyak 261 ribu ton lebih.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sidrap Muhammad Yusuf DM di Sidrap, Senin, mengatakan daerah itu selalu menjadi lumbung padi untuk wilayah Sulawesi Selatan.
"Kabupaten Sidrap memiliki peranan dalam menunjang program pangan nasional, terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi wilayah Indonesia timur,” ujarnya.
Muhammad Yusuf menyebutkan pada 2023, produksi padi sebanyak 502.652 ton dan setelah diolah menjadi gabah kering giling (GKG) menjadi 465.958,40 ton.
Produksi beras dari hasil pengolahan gabah kering giling sebanyak 465.958,40 ton itu menjadi 298.306,57 ton beras. Sementara kebutuhan beras di daerah itu hanya 36.663,74 ton, sehingga Sidrap bisa surplus sekitar 261 ribu ton lebih, tepatnya 261.642,83 ton beras.
Dia menyatakan jika Kabupaten Sidrap sebagai salah satu sentra produksi pangan di Sulawesi Selatan, secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap program ketahanan pangan nasional.
Ia menguraikan di Sidrap luas lahan sawah irigasi teknis mencapai 36.578,10 hektare (ha), dan lahan sawah tadah hujan 11.810,50 ha.
Sementara persawahan didukung empat daerah irigasi yang menjadi kewenangan pusat, dua daerah irigasi kewenangan provinsi, dan 94 daerah irigasi kewenangan kabupaten serta sawah tadah hujan.
“Semua keberhasilan ditunjang oleh penyediaan sarana dan prasarana pertanian serta peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tuturnya.