REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak tiga perusahaan beraset skala besar di atas Rp 3 triliun dapat melangsungkan Initial Public Offering (IPO atau penawaran saham perdana) di pasar modal Indonesia selama tahun 2024.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengkategorikan perusahaan beraset skala besar di atas Rp3 triliun tersebut sebagai lighthouse company atau perusahaan mercusuar.
“Kita targetkan 3 (perusahaan) lighthouse, tentu itu minimal. Kalau dari sisi jumlah total efek dari 200 menjadi 250,” ujar Nyoman saat sesi doorstop di Gedung BEI, kawasan SCBD Jakarta, Kamis.
Dari sisi karakter, lanjutnya, perusahaan beraset skala besar tersebut salah salah satunya dari sisi free float (saham yang dimiliki publik) minimal 15 persen. “Karakternya itu paling tidak 15 persen dari sisi free float,” ujar Nyoman.
Ia memastikan BEI terus melakukan pendekatan (approach) terhadap perusahaan-perusahaan beraset skala besar tersebut, termasuk juga ke perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dan anak usahanya.
“Kita pada prinsipnya ke semua yang besar approach. Dalam kapasitas nyampein yang mananya, nanti lihat perkembangannya. Selalu saya sampaikan sektornya dalam setiap minggu dan nanti kalau sudah masuk nama, nanti siap saat pre-effective disampaikan,” ujar Nyoman
Laporan terakhir BEI, per 7 Februari 2024, tercatat terdapat 24 perusahaan berada dalam pipeline (antrean) untuk menggelar penawaran saham perdana atau IPO di BEI.
Dari 24 perusahaan dalam antrian IPO, Nyoman merinci sebanyak 17 perusahaan beraset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, empat perusahaan beraset skala besar.di atas Rp 250 miliar, serta tiga perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Di sisi lain, hingga Kamis (15/2/2024) hari ini, sebanyak 18 perusahaan telah resmi mencatatkan saham atau IPO di BEI selama tahun 2024.