Rabu 14 Feb 2024 06:15 WIB

Atasi Kelangkaan Beras, Bulog Bolehkan Ritel Beli Beras SPHP Lebih dari 2 Ton

Kebijakan pembatasan sebelumnya dilakukan untuk mencegah adanya pembelian tidak wajar

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga antre membeli beras saat kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024). Gerakan Pangan Murah yang digelar pemerintah setempat bekerja sama dengan Bulog dan Badan Pangan Nasional yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok dengan harga dibawah pasar itu untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan serta menekan laju inflasi.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Warga antre membeli beras saat kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024). Gerakan Pangan Murah yang digelar pemerintah setempat bekerja sama dengan Bulog dan Badan Pangan Nasional yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok dengan harga dibawah pasar itu untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan serta menekan laju inflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulogg Bayu Krisnamurthi mengatakan Bulog akan melonggarkan kebijakan pembelian beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bagi pedagang kecil maupun peritel modern di tengah isu kelangkaan beras. Dengan pelonggaran kebijakan ini, peritel modern bisa membeli beras SPHP lebih dari 2 ton sesuai ketentuan internal Bulog.

"Ke depan untuk SPHP kami sangat memfleksibelkan bagi yang ingin beras SPHP. Karena kebijakan di internal Bulog, kemarin satu toko/warung itu ngambilnya maksimum 2 ton. Nah ini kami memutuskan sampai dengan Maret 2 tonnya nggak kita batasi, boleh ambil berapa saja untuk SPHP terutama untuk yang warung," ujar Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam keterangannya Selasa (13/2/2024).

Baca Juga

Bayu mengatakan, kebijakan pembatasan 2 ton beras sepekan sekali sebelumnya dilakukan untuk mencegah adanya pembelian tidak wajar atau spekulan.

"Belajar dari pengalaman panjang, 2 ton cukup. Maksudnya juga untuk mengontrol supaya nggak ada spekulasi dan yang jual konsumennya langsung, kalau jual distributor harus rinci kan siapa warungnya, semua buat biar bener-benar sampai tujuan," ujarnya.

Namun demikian, produksi beras yang menurun karena mundur panen yang mengakibatkan adanya kelangkaan beras di ritel modern beberapa waktu terakhir membuat kebijakan ini untuk sementara dilonggarkan.

Bayu pun menyebut, pihaknya langsung bergerak mengatasi kelangkaan beras di ritel modern dengan menggelontorkan beras SPHP. Hingga 12 Februari 2024, Bulog telah menyalurkan beras SPHP sebanyak 226 ribu ton ke ritel modern hingga pasar tradisional.

"SPHP kita mulai dari kemarin udah langsung digerojok, sekedar sebagai catatan nasional  sampai 12 Februari sudah disalurkan 226 ribu ton SPHP secara nasional. Dalam kurang lebih kita baru 10 hari di bulan Februari Bulog sudah kucurkan 60 ribu ton SPHP. Jadi betul-betul kita dorong karena itu betul-betul jadi alternatif," ujarnya.

Sedangkan untuk Jakarta, Bulog telah menyalurkan pasokan 78 ribu ton beras SPHP. Begitu juga untuk peritel modern, Bulog langsung mengirimkan beras SPHP diantaranya ke ritel Hypermart 80 ton, Ramayana 50 ton, Lotte 10 ton, Alfamart 30 ton, Transmart 22 ton, Indomarco sebesar 50 ton, Indogrosir 29 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement