REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) menetapkan kemitraan dengan petani melalui Farmer Engagement Program (FEP) tahun 2024 meningkat menjadi 20 ribu hektare (ha) dari sebelumnya 12.600 ha pada 2023.
Menurut Presiden Direktur PT WPI Saronto melalui program pemberdayaan petani atau FEP diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani padi. "Peningkatan (produktivitas) itu bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya di Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Dikatakannya, model kemitraan melalui program FEP tersebut dimulai sejak musim tanam II 2021 dengan luas lahan kemitraan 141 ha, yang ternyata mendapat sambutan positif dari petani sehingga peserta dan luasannya terus meningkat.
Pada musim tanam I (November 2022-Februari 2023), lanjut Saronto, jumlah petani peserta FEP mencapai 2.302 orang dengan luas lahan 2.815 ha. Angka tersebut melonjak dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 1.626 orang dengan luas lahan 1.113 ha. Sedangkan realisasi kemitraan pada 2023 mencapai luasan 12.600 ha dengan jumlah petani 9.655 orang dengan lokasi meliputi Jatim, Banten, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
Menurut dia, peningkatan kemitraan terjadi karena program tersebut mendapat respon positif dari petani, terutama karena adanya pendampingan dari tim agronomis perusahaan yang membantu meningkatkan produktivitas mitra. Dari data di lapangan, tambahnya, peningkatan produktivitas dalam pendampingan tersebut minimal 15 persen. Selain pendampingan, menurut dia, perusahaan juga melakukan pembelian gabah petani sesuai dengan harga pasar melalui efisiensi produksi.
Terkait hal itu, pada Senin (29/1) telah dilaksanakan Panen Raya Perdana Program Kemitraan PT WPI di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Saronto berharap dengan kemitraan ini, petani bisa meningkatkan produktivitas tanaman padi petani dari 5-6 ton/ha menjadi 7 ton/ha dan peningkatan IP dari IP 100 menjadi IP 200.
Di Sumatera Selatan, tambahnya, sudah ada 2.300 ha lahan pertanian yang bermitra tersebar di Banyuasin, Ogan Ilir, dan Oku Timur yang mana Kabupaten Banyuasin berkontribusi paling besar sekitar 2.200 ha. Tahun ini perusahaan menargetkan kemitraan seluas 5.000 ha dengan petani di Sumsel.
Menurut Mustaqim, petani setempat, sejak bermitra dengan PT WPI, gabah hasil panennya akan langsung diserap perusahaan tersebut. Selain itu, tambahnya, petani juga mendapatkan bantuan sarana produksi seperti benih padi, pestisida dan pupuk, bahkan tanaman padi petani diikutkan dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).