Jumat 26 Jan 2024 14:33 WIB

Perekonomian AS Tumbuh Lebih Cepat dari Prediksi

Penguatan ekonomi akan memperkecil peluang The Fed menurunkan suku bunga pada Maret.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Gedung Putih di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Gedung Putih di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS mencatat ekonomi AS tumbuh 3,3 persen secara tahunan pada kuartal IV 2023 atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang sebesar dua persen.

Pertumbuhan yang didasarkan pada menguatnya belanja konsumen juga mematahkan prediksi resesi pasca keputusan Bank Sentral, Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 2,5 persen sepanjang 2023.

Baca Juga

"Laporan awal produk domestik bruto kuartal IV Departemen Perdagangan AS pada Kamis juga menunjukkan tekanan inflasi semakin mereda," ujar Kepala Ekonomi Regional AS Olu Sonola, seperti dilansir dari Reuters pada Jumat (26/1/2024).

Olu meyakini penguatan ekonomi akan memperkecil peluang The Fed menurunkan suku bunga pada Maret, meski tetap ada peluang penurunan suku bunga tahun ini akibat meredanya inflasi.

"Bagaimanapun Anda membaginya, laporan ini menutup tahun dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, terutama dengan latar belakang siklus pengetatan kebijakan moneter agresif The Fed," ucap Olu.

Meski lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2023 sebesar 4,9 persen, perekonomian AS sepanjang 2023 tumbuh 2,5 persen atau naik 1,9 persen dibandingkan 2022.

Olu menyebut momentum pertumbuhan ekonomi AS pada awal 2024 terlihat sangat baik. Olu menyampaikan pertumbuhan ini juga didukung oleh peningkatan ekspor, belanja pemerintah, dan investasi dunia usaha.

Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan PDB akan meningkat sebesar 0,8 persen hingga 2,8 persen. Pertumbuhan ini juga disertai dengan rendahnya PHK dan kenaikan upah yang mendukung belanja konsumen. Pertumbuhan AS pada 2023 berkontribusi terhadap pembukaan 2,7 juta lapangan kerja.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim awal tunjangan pengangguran negara meningkat dari 25 ribu menjadi 214 ribu hingga 20 Januari 2024. Angka tersebut dinilai masih sangat rendah menurut standar historis.

Laporan tersebut menyebut peningkatan belanja pemerintah dan suku bunga mendekati nol selama pandemi memungkinkan beberapa perusahaan dan rumah tangga mempertahankan suku bunga pinjaman yang rendah, dan juga membantu mencegah resesi.

Presiden Joe Biden yang akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua mengapresiasi laporan tersebut sebagai kabar baik bagi masyarakat dan para pekerja di AS.

Dengan data ekonomi yang terus memberikan kejutan positif, pasar keuangan telah mendorong kemungkinan penurunan suku bunga pada Maret menjadi di bawah 50 persen.

Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada kisaran 5,25-5,50 persen saat ini pada pertemuan minggu depan. Sejak Maret 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 525 basis poin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement