REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Yusuf AS merupakan salah satu Nabi Allah yang sholeh. Beliau dikenal sebagai Nabi yang sabar dan pandai dalam mengelola pertanian sehingga menimbulkan swasembada pangan bagi negerinya.
Kisah Nabi Yusuf dapat dilihat dalam Alquran Surat Yusuf ayat 47-48. Allah berfirman:
"Qāla tazra‘ūna sab‘a sinīna da'abā(n), famā ḥaṣattum fa żarūhu fī sumbulihī illā qalīlam mimmā ta'kulūn(a). Ṡumma ya'tī mim ba‘di żālika sab‘un syidāduy ya'kulna mā qaddamtum lahunna illā qalīlam mimmā tuḥṣinūn(a)."
Yang artinya, "(Yusuf) berkata, “Bercocoktanamlah kamu tujuh tahun berturut-turut! Kemudian apa yang kamu tuai, biarkanlah di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit (paceklik) yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan."
Dalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa dengan segala kemurahan hati Yusuf menerangkan tabir mimpi raja itu, seolah-olah Yusuf menyampaikan kepada raja dan pembesar-pembesarnya, katanya, “Wahai raja dan pembesar-pembesar negara semuanya, kamu akan menghadapi suatu masa tujuh tahun lamanya penuh dengan segala kemakmuran dan keamanan. Ternak berkembang biak, tumbuh-tumbuhan subur, dan semua orang akan merasa senang dan bahagia. Maka galakkanlah rakyat bertanam dalam masa tujuh tahun itu. Hasil dari tanaman itu harus kamu simpan, gandum disimpan dengan tangkai-tangkainya supaya tahan lama. Sebagian kecil kamu keluarkan untuk di makan sekadar keperluan saja."
Sehabis masa yang makmur itu akan datang masa yang penuh kesengsaraan dan penderitaan selama tujuh tahun pula. Pada waktu itu ternak habis musnah, tanaman-tanaman tidak berbuah, udara panas, musim kemarau panjang. Sumber-sumber air menjadi kering dan rakyat menderita kekurangan makanan. Semua simpanan makanan akan habis, kecuali tinggal sedikit untuk kamu jadikan benih.
Dalam Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis dijelaskan bahwa Nabi Yusuf memberitahukan apa yang harus dilakukan di tahun-tahun subur. Nabi Yusuf berkata, "Simpanlah hasil panen dan gandum kalian pada tujuh tahun yang subur ini."
Artinya, cara itu dimaksudkan agar biji tersebut tidak dimakan oleh erangga dan gandum tidak berkurang kecuali yang akan dikonsumsi. Maka simpanlah dan jangan berlebih-lebihan agar dapat memanfaatkan sisa gandum selama tujuh tahun yang sulit.
Nasehat Nabi Yusuf
Nabi Yusuf menasihati para pemangku kebijakan di sektor pertanian agar mereka semua menggalakkan usaha bercocok tanam selama masa musim hujan. Setelah itu, Nabi Yusuf juga mengajari mereka bagamana cara menyimpan hasil panen pada masa-masa tersebut dengan cara yang ilmiah dan teknik yang ekonomis.
Nabi Yusuf mengajari mereka mengenai teknik dan metode penyimpanan yang sangat ilmiah. Nabi Yusuf berkata, "Biarkanlah biji itu berada di tangkainya, lalu simpanlah untuk menghadapi masa-masa paceklik."
Tak hanya itu, Nabi Yusuf juga mengatur sendiri distribusi pangan bagi masyarakat.