REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) hingga saat ini telah menerima surat minat investasi atau letter of intent (LOI) untuk pembangunan IKN sebanyak 345 LOI yang rata-rata didominasi oleh investor dalam negeri.
"(OIKN) telah menerima sekitar 345 LOI, rata-rata masih sekitar 60 persen berasal dari investor domestik sedangkan dari investor asing sekitar 40 persen," ujar Deputi Investasi dan Pendanaan OIKN Agung Wicaksono di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Agung menambahkan, LOI dari investor asing yang terbanyak masih dari Singapura, Jepang, Malaysia, Tiongkok, Korea Selatan, kemudian tambahan dari Brunei Darussalam serta Arab Saudi karena kedua negara tersebut menjadi satu konsorsium internasional. Terkait LOI dari Brunei dan Arab Saudi merupakan surat minat investasi untuk tertarik membangun sektor hunian di IKN yakni hunian ASN dan hunian privat yang berlokasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Sebagai informasi, kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Brunei Darussalam menghasilkan minat investasi di IKN dari konsorsium internasional. Komitmen investasi di IKN itu disampaikan Pangeran Anak Putri Hajjah Amal Rakiah, adik Sultan Hassanal Bolkiah, saat memimpin delegasi investor menemui Presiden Jokowi di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Konsorsium Investor Bandar Seri Begawan yang dipimpin oleh adik Sultan Brunei tersebut terdiri dari gabungan perusahaan internasional terutama Arab Saudi, telah menyatakan minat investasi untuk sektor hunian di IKN. Estimasi nilai investasi dari konsorsium investor tersebut ke IKN sebesar Rp 4,6 triliun-Rp 7 triliun.
Pemerintah memulai pembangunan IKN untuk periode jangka panjang hingga tuntas di 2045. Pemerintah juga menargetkan dapat melakukan upacara pertama HUT RI di IKN pada Agustus 2024 atau tahun ini.