Selasa 16 Jan 2024 21:35 WIB

NFA Tekankan Pentingnya Insfrastruktur Pascapanen Sambut Panen Raya

Stok CBPP pada Januari 2024 tercatat total terdapat 8.028,55 ton.

Warga penerima manfaat mendapatkan 10 kilogram beras penyaluran bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Klahang, Banyumas, Jateng, Rabu (3/1/2024). Presiden Joko Widodo melakukan pengecekan untuk memastikan bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sejumlah 10 kilogram untuk setiap penerima manfaat telah tersalurkan untuk Januari, dan akan dilanjutkan lagi pada bulan Februari dan Maret.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Warga penerima manfaat mendapatkan 10 kilogram beras penyaluran bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Klahang, Banyumas, Jateng, Rabu (3/1/2024). Presiden Joko Widodo melakukan pengecekan untuk memastikan bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sejumlah 10 kilogram untuk setiap penerima manfaat telah tersalurkan untuk Januari, dan akan dilanjutkan lagi pada bulan Februari dan Maret.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya optimalisasi infrastruktur pascapanen berupa Modern Rice Milling Plant (MRMP) dan Corn Drying Center (CDC) yang dimiliki Bulog dalam rangka menyambut panen raya mendatang.

“Mengenai optimalisasi dari MRMP dan CDC, kita ingin infrastruktur pascapanen seperti ini ini harus sudah baik dan optimal kondisinya, terutama saat menjelang panen raya tahun ini. Bulog jangan sampai kehilangan momentum untuk memenuhi target Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang bersumber dari produksi dalam negeri,” kata Kepala NFA Arief di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Baca Juga

Bulog sebagai perusahaan di bidang pangan terbesar di Tanah Air dengan revenue mencapai Rp 44 triliun dan memiliki 1.600 gudang se-Indonesia seharusnya mampu mengoptimalkan penyerapan produksi dalam negeri terutama pada musim panen raya. Kecukupan stok pangan di gudang-gudang Bulog terutama yang ada di remote area, lanjutnya, harus menjadi atensi.

“Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan agar stok di remote area diperhatikan. Jadi dalam kunjungan ke beberapa lokasi, termasuk Biak, Nagekeo, dan Kupang, pemerataan stok di remote area ini menjadi concern yang penting,” ucapnya.

Arief yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum itu berpendapat bahwa dengan dukungan infrastruktur gudang Bulog yang memiliki kapasitas hingga 4 juta ton, Bulog diharapkan mampu menjalankan penugasan pemerintah dengan baik. Mulai dari melaksanakan produksi, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian pangan pokok yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Selanjutnya adanya penerapan digitalisasi juga sangat penting. Di luar negeri, semuanya sudah pakai QR code, semua di scan masuk semua, bahkan traceable. Jadi salah satu keamanan pangan itu adalah traceable, artinya bisa di trace, siapa yang mensuplai, bagaimana kualitasnya, kapan masuknya, kapan keluarnya,” tuturnya.

Adapun NFA telah menugaskan Bulog bersama ID FOOD dalam hal penugasan penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tahun 2024. Bulog diminta mengutamakan pengadaan CPP yang bersumber dari dalam negeri. Akan tetapi apabila pengadaan dalam negeri tidak mencukupi, maka dapat dilakukan pengadaan CPP dari luar negeri dengan tetap mengutamakan kepentingan produsen dan konsumen lingkup nasional.

Per 15 Januari 2024, jumlah stok CPP yang dikelola di Perum Bulog dan ID FOOD antara lain beras total ada 1.391.933 ton, jagung 123.318,82 ton, kedelai 0,58 ton, dan bawang putih 1,01 ton.

Selanjutnya daging sapi 1.290,97 ton, daging kerbau 42.146,11 ton, daging ayam 344,93 ton, gula pasir 10.840,24 ton, minyak goreng 6.242,99 kiloliter, dan ikan dalam beragam jenis total ada 992,7 ton. Sementara untuk stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) yang tersebar di 38 provinsi, sampai minggu pertama Januari 2024 tercatat total terdapat 8.028,55 ton

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement