Selasa 02 Jan 2024 20:22 WIB

Otorita: Target 80 Persen Anggaran Non-APBN Bangun IKN Nusantara Dapat Tercapai

OIKN optimistis akan lebih banyak lagi investor yang menanamkan modal.

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono.
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono.

REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM PASER UTARA -- Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengatakan, target 80 persen dana pembangunan Kota Nusantara  bukan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (non-APBN) dapat tercapai. OIKN optimistis akan lebih banyak lagi investor yang menanamkan modal jangka panjang di Kota Nusantara pada 2024.

"Melihat capaian sampai akhir Desember 2023, yakin 80 persen dana pembangunan Kota Nusantara non-APBN bisa terpenuhi," kata Kepala OIKN Bambang Susantono di Penajam, Kalimantan Timur, Senin (1/1/2024).

Baca Juga

Dana pembangunan ibu kota negara masa depan Indonesia di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur itu disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih kurang Rp 466 triliun. Dengan hitungan sekitar 19-20 persen berasal dari APBN.

Selain APBN, dana pembangunan Kota Nusantara juga berasal dari kemitraan pemerintah dengan swasta (public private partnership) dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), serta dari investasi sektor swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Sepanjang 2023, menurut dia, 23 investor dari dalam negeri yang telah melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda mulai melakukan pembangunan di ibu kota negara baru Indonesia dengan nilai investasi non-APBN lebih kurang Rp41 triliun.

Investasi di ibu kota negara masa depan Indonesia itu, katanya, antara lain sektor pengembangan energi hijau dan transportasi hijau, serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 50 mega watt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kota Nusantara.

Kemudian sektor kesehatan di antaranya, pembangunan Rumah Sakit (RS), di antaranya RS Kementerian Kesehatan, RS. Hermina, RS Mayapada, dan RS Abdi Waluyo, sektor pendidikan antara lain, pembangunan Nusantara International School (NIS) dan revitalisasi SD Negeri 02 Sepaku.

"Selanjutnya sektor komersil di antaranya, pembangunan restoran, kafe, hotel, pusat perbelanjaan, serta prasarana transportasi udara penunjang Kota Nusantara," ujarnya.

 

Tercatat dalam data OIKN sekitar 15 investor bakal melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda mulai melakukan pembangunan di ibu kota negara baru Indonesia, pada Januari sampai Februari 2024.

OIKN sangat terbuka kepada investor yang sejalan dengan visi ibu kota negara masa depan Indonesia menjadi kota cerdas, inklusif, berkelanjutan, serta kota yang nyaman dan indah untuk ditinggali, kata Bambang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement