REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) swasta tetap terkendali dan masih melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, posisi ULN swasta pada Oktober 2023 tercatat sebesar 196,9 miliar dolar AS.
“Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesarp 196,7 miliar dolar AS,” kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (15/12/2023).
Secara tahunan, Erwin mengungkapkan ULN swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,5 persen. Hal tersebut melanjutkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 3,5 persen secara tahunan.
Dia menuturkan, kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan atau financial corporations// dan perusahaan bukan lembaga keuangan atau nonfinancial corporations//. Masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4 pesen dan 2,5 persen secara tahunan.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap atau air panas, dan udara dingin. Selain itu juga pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6 persen dari total ULN swasta.
“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,6 persen terhadap total ULN swasta,” ujar Erwin.