Kamis 14 Dec 2023 15:20 WIB

Ini yang Bikin Industri Keuangan Digital Diprediksi Cerah Tahun Depan

Pulihnya daya beli masyarakat dan turunnya suku bunga akan jadi pendorong utama.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis industri keuangan digital akan semakin berkembang tahun depan. Itu seiring kemampuan pelaku industrinya menutup kerugian ketika daya beli masyarakat diprediksi meningkat, sehingga memicu gencarnya pembelian barang.

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli menilai, beberapa emiten teknologi digital ke depannya akan sangat diuntungkan jika prediksi tren penurunan suku bunga global terealisasi pada 2024. Penurunan itu diyakini akan menggenjot daya beli masyarakat, sehingga mendorong kinerja berbagai perusahaan tersebut.

Baca Juga

"Kami menilai perusahaan-perusahaan teknologi dan keuangan digital berpotensi membukukan EBITDA disesuaikan (adjusted EBITDA) yang positif dalam beberapa tahun ke depan. Itu jika tren penurunan suku bunga akan terealisasi pada akhir tahun depan," ujar Christopher dalam Media Day di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Adjusted EBITDA merupakan laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) disesuaikan dengan mengecualikan hitungan dari pendapatan yang tidak berkelanjutan atau non-recurring, tidak biasa, dan hanya satu waktu. Hitungan adjusted EBITDA biasa digunakan untuk membandingkan beberapa perusahaan yang bisnisnya beragam tetapi berada di industri sama.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement