Rabu 13 Dec 2023 23:59 WIB

BEI Yakin Transaksi Harian Saham Capai Rp 12,25 Triliun Tahun Depan

Setelah Pemilu, secara historikal biasanya ada peningkatan transaksi pasar modal.

Ilustrasi pasar modal.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi pasar modal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Riset PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan optimistis rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di pasar saham Indonesia dapat mencapai target senilai Rp 12,25 triliun pada 2024.

"Optimis karena kondisi setelah Pemilihan Umum (Pemilu), secara historikal biasanya terjadi pembalikan, artinya responnya bagus, peningkatan transaksi,"ujar Verdi dalam Edukasi Wartawan bertema Market Outlook 2024 yang dipantau di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Baca Juga

Selain itu, lanjutnya, peningkatan RNTH tahun depan juga akan dipengaruhi oleh meningkatnya supply and demand seiring meningkatnya jumlah perusahaan tercatat dan jumlah investor di pasar modal Indonesia.

"Kita punya base dari supply and demand, jumlah emiten kita banyak, jumlah investor banyak. Sehingga, kita optimis, termasuk kondisi makro kita, pemerintah menargetkan tumbuh 5 persen, itu lumayan gede dibandingkan negara lain," ujar Verdi .

Lebih lanjut, pihaknya optimistis jumlah perusahaan tercatat baru yang akan melangsungkan Initial Public Offering (IPO) akan mencapai target yang sebanyak 62 perusahaan pada tahun depan.

"Kita tidak memilah-milah emiten gede ataupun kecil yang masuk ke bursa, walaupun kita berusaha mencari emiten yang gede. Karena, ujung- ujungnya nanti likuiditasnya menjadi cukup bagus," ujar Verdi.

Pada 2023 ini, BEI telah merevisi target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dari sebelumnya senilai Rp 14,75 triliun menjadi Rp 10,75 triliun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat RNTH pasar saham per November 2023 senilai Rp 10,54 triliun, atau naik dibandingkan Oktober 2023 yang senilai Rp 10,48 triliun.

Dalam kesempatan ini, Verdi juga optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada tahun depan, seiring potensi tren penurunan suku bunga acuan, meskipun di dalam negeri sedang terselenggara Pemilu.

"Kalau kita melihat dari kondisi yang ada, rekor yang pernah kita capai di level 7.300-an pada tahun 2022 itu di tahun 2024 optimis bisa dilalui," ujar Verdi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement