Rabu 13 Dec 2023 13:56 WIB

Transaksi Pasar Saham Lesu, BEI: Pola Umum Jelang Pemilu

Rata-rata nilai transaksi harian per November 2023 capai Rp 10,5 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Layar menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Layar menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi di pasar saham cenderung lesu dalam beberapa bulan terakhir. Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia Verdi Ikhwan menjelaskan, minimnya transaksi di pasar saham tersebut salah satunya dipengaruhi momen pemilihan umum (pemilu).

"Secara umum, selama tiga atau empat bulan menjelang pemilu itu terlihat transaksinya relatif turun. Pola itu terlihat dalam tiga atau empat pemilu terakhir," ujar Verdi di acara edukasi wartawan pasar modal yang digelar secara virtual, Rabu (13/12/2023).

Baca Juga

Meski demikian, sambung Verdi, transaksi biasanya akan mulai meningkat lagi secara perlahan setelah pemilu selesai. Verdi meyakini, pola yang sama juga akan terjadi dan transaksi pasar saham pada 2024 akan kembali meningkat.

Lebih lanjut, Verdi menyampaikan, optimisme tersebut juga didukung oleh pertumbuhan yang positif dari sisi suplai dan permintaan. Saat ini, jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah lebih dari 900 perusahaan dengan investor sudah lebih dari lima juta.

"Ini menjadi modal untuk menghadapi 2024. Walaupun ada gejolak di awal pemilu, biasanya setelah itu kondisi aman, harapan baru muncul dan aktivitas transaksi mulai meningkat," kata Verdi.

Verdi melihat, lesunya transaksi di pasar saham juga disebabkan berakhirnya pandemi Covid-19. Selama pandemi ada 2020-2022, sebagian besar transaksi didominasi oleh investor ritel hingga mencapai sekitar 50 persen.

Namun, saat masyarakat sudah kembali beraktivitas, dana mulai mengalir ke sektor riil. Selain itu, dana investor juga beralih ke perbankan dan obligasi pemerintah seiring dengan tren suku bunga tinggi.

Sebagai informasi, rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham per November 2023 mencapai Rp 10,5 triliun. Angka ini turun signifikan sekitar 28,3 persen dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp 14,7 triliun.

Frekuensi di pasar saham juga turun 9,7 persen dari 1,3 juta kali per hari di 2022 turun menjadi 1,1 juta kali di 2023. Sedangkan volume transaksi turun 20 persen dari 23,9 miliar lembar di 2022 menjadi 19,1 miliar lembar pada 2023.

Walaupun terjadi penurunan di sisi transaksi, kapitalisasi pasar modal justru mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Per 30 November, kapitalisasi pasar mencapai Rp 11.238 triliun meningkat 18,3 persen dari 2022 yang masih Rp 9.499 triliun.

"Pertumbuhan ini disebabkan ada penambahan emiten baru, aksi korporasi serta ada kenaikan indeks di tahun lalu," ujar Verdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement