REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memperkuat kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal utama dalam menjawab tantangan transisi energi. SDM yang lincah dan adaptif menjadi kunci perusahaan untuk terus bertransformasi menjadi perusahaan bertaraf global hingga berkontribusi besar dalam mewujudkan Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu memaparkan agenda transisi energi sudah tertuang dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). RUKN memuat hingga tahun 2030, pemerintah akan mendorong peningkatan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) lewat sumber energi domestik.
Kendati begitu, Jisman mengatakan upaya tersebut masih menemukan tantangan soal lokasi potensi EBT yang besar namun jauh dari lokasi pusat permintaan listrik. Sehingga, diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi kesesuaian tersebut.
”Kita memerlukan penguatan infrastruktur transmisi tenaga listrik untuk mengevakuasi energi listrik dari potensinya menuju ke pusat beban. Oleh karena itu Indonesia berencana untuk mengembangkan super grid guna meningkatkan konektivitas dan mengoptimalkan potensi EBT di lima pulau utama yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali,” papar Jisman dalam diskusi bertajuk "Just and Orderly Transition" di Indonesia Pavilion pada COP 28 di Dubai, Selasa (6/12/2023) lalu.
Upaya-upaya Pemerintah dan PLN kian sejalan dalam mencapai penurunan emisi karbon. Oleh karenanya, peran SDM di dalam PLN sendiri pun tak dipungkiri menjadi hal utama untuk bisa menggiatkan agenda transisi energi di Indonesia.
"Ketika kita berbicara tentang transisi energi, kita harus memikirkan banyak aspek, kita tidak bisa hanya berbicara tentang lingkungan hidup tetapi juga sosial, ekonomi, politik, dan situasi lainnya, termasuk tenaga kerja dan sumber daya manusianya," ungkap Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto dalam kesempatan yang sama.
Dia mengatakan, karyawan PLN telah menjalani program pelatihan hingga pendidikan, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk melakukan studi dari soal keamanan dan ketahanan energi dari negara-negara maju. Sehingga, SDM PLN yang ada bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat untuk menjalankan misi akselerasi transisi energi di tanah air.
"Kini PLN mempersiapkan beberapa pegawai untuk menjalani pendidikan formal baik pelatihan maupun workshop dan studi komprehensif, serta magang di mitra strategis kami untuk mendapatkan pengalaman yang baik," ujar Didi.
Dia mencatat, pihaknya telah mengirimkan setidaknya sekitar 300 pegawai untuk mendapatkan gelar master. Dari mereka juga ada yang belajar hingga ke luar negeri seperti Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Gagasan ini memerlukan DNA baru pegawai PLN, yang secara tradisional PLN mempunyai pengetahuan dan kapasitas mengenai pembangkit listrik berbasis fosil. Oleh karena itu untuk menghadapi transisi energi, Direktorat SDM mempersiapkan seluruh SDM untuk menyukseskan transisi energi," ujarnya.
Didi menekankan PLN terus meningkatkan program capacity building bagi seluruh insan PLN. Menurut dia, PLN terus berinvestasi dalam pembangunan energi terbarukan dan mendukung modal untuk aspek transisi yang adil seperti pelatihan dan rehabilitasi pembelajaran.
"Untuk menjadikan PLN perusahaan yang kokoh dan agile, kita membutuhkan SDM terbaik di setiap bidang. Program tugas belajar ini menargetkan 15 persen pegawai PLN berpendidikan Magister dan Doktoral," kata Didi.
Dalam 3 tahun terakhir PLN terus menjalankan transformasi perusahaan berbasis digital mulai dari energi primer, pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan hingga pelayanan pelanggan. Transformasi digital ini mampu meningkatkan efisiensi perusahaan termasuk di dalamnya pada sumber daya manusianya.
Di balik transformasi berbasis digital tersebut PLN juga terus meningkatkan kapasitas SDM dan budaya perusahaan yang unggul untuk menghadapi tantangan transisi energi ke depan. Serta, tidak dapat dipungkiri semua karyawan PLN bekerja untuk satu tujuan, yaitu kepuasan pelanggan.