Kamis 07 Dec 2023 23:15 WIB

Kemendag Beri Kesempatan UMKM Masuk Ajang Spotlight Indonesia 2023 

Spotlight Indonesia promosikan produk busana siap pakai yang berkonsep berkelanjutan

Kementerian Perdagangan memberikan kesempatan kepada UKM fashion untuk mengikuti perhelatan mode Spotlight Indonesia 2023 yang digelar pada 16-18 November 2023 di Pos Bloc Jakarta. Spotlight Indonesia ini mempromosikan produk busana siap pakai Indonesia yang berbasis konsep berkelanjutan dan menggunakan wastra nusantara.
Foto: dok Kemendag
Kementerian Perdagangan memberikan kesempatan kepada UKM fashion untuk mengikuti perhelatan mode Spotlight Indonesia 2023 yang digelar pada 16-18 November 2023 di Pos Bloc Jakarta. Spotlight Indonesia ini mempromosikan produk busana siap pakai Indonesia yang berbasis konsep berkelanjutan dan menggunakan wastra nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri telah dilakukan pemerintah. Mulai dari memberikan fasilitas pelatihan teknis terkait pengembangan dan desain produk maupun pelatihan softskill seperti kewirausahaan, pemasaran digital ataupun strategi branding produk sampai dengan dukungan fasilitasi sertifikasi produk seperti SNI dan juga halal. 

Namun demikian, pada akhirnya keputusan untuk membeli tetap berada di tangan konsumen. Ibarat pepatah, tidak kenal maka tak sayang, maka konsumen perlu diperkenalkan dengan produk-produk unggulan dalam negeri sebelum mereka bisa tertarik menggunakannya.

Sehubungan dengan hal itu, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri (P3DN) memberikan dukungan terhadap kegiatan promosi produk-produk dalam negeri agar dapat lebih dikenal luas masyarakat.

Salah satu contohnya, Kementerian Perdagangan memberikan kesempatan kepada UKM fashion untuk mengikuti perhelatan mode Spotlight Indonesia 2023 yang digelar pada 16-18 November 2023 di Pos Bloc Jakarta. Spotlight Indonesia ini mempromosikan produk busana siap pakai Indonesia yang berbasis konsep berkelanjutan dan menggunakan wastra nusantara.

"Adanya kegiatan ini kami mengharapkan brand - brand UKM dapat berkembang lebih baik lagi dalam hal desain dan kualitas serta tentunya dalam pemasaran brand dan produknya, " ujar 

Direktorat P3DN Kementerian Perdagangan Rizaldi melalui pernyataan tertulis, Kamis (7/12/2023).

Tahun ini dengan mengusung tema Culture: Then and Now, Spotlight menyatukan masa lalu dan masa depan.  Inspirasi dari tradisi maupun kreatifitas jaman modern, melalui berbagai gaya desain kontemporer yang tak terbatas menjadi produk Indonesia yang berkarakter dan kekinian. 

Terdapat beberapa acara yang ditampilkan dalam kegiatan ini antara lain fashion show, pameran, kompetisi, diskusi dan seminar, serta pelatihan.

Dalam kesempatan ini, 12 produk fashion UKM asal Yogyakarta yang bertema contemporary folklore difasilitasi Kemendag mengikuti ajang Spotlight tersebut. Mereka yaitu produk-produk pakaian dan asesoris pakaian dengan brand Benang Lusi, Dewi Roesdji, Jeatè (Joglo Ayu Tenan), Kaja Shibori, Kalu, Mupakara, Natloves, Rayya Stories, Swana, Uweran, Wearlori, dan Wenig’s Line. Selain dipamerkan produknya, produk mereka juga berkesampatan ditampilkan live oleh para model profesional dalam salah satu sesi fashion show yang diselenggarakan.

Keduabelas brand UKM fashion tersebut dipilih Kemendag dari pelaku UKM yang telah mengikuti kegiatan pelatihan branding yang juga diselenggarakan Kemendag sebelumnya dengan mempertimbangkan kualitas dan potensi produknya. 

Maka demikian, Spotlight tidak hanya menjadi ajang uji bagi produk mereka apakah dapat diterima konsumen, namun juga menjadi sarana untuk belajar lebih jauh dari produk brand-brand lain, yang sudah lebih dahulu terkenal, yang juga mengikuti ajang Spotlight ini.

Ke depan tentunya diharapkan ke-12 brand UKM tersebut dapat berkembang lebih baik lagi dalam hal desain dan kualitas serta tentunya dalam pemasaran brand dan produknya. Pelaku UKM lainnya pun dapat terpacu untuk mengikuti jejak mereka. Pada akhirnya, adanya dukungan Kemendag dalam promosi produk dalam negeri seperti ini, akan semakin banyak produk dalam negeri yang diterima oleh konsumen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement