Rabu 06 Dec 2023 15:27 WIB

Starbucks Babak Belur, Nilai Sahamnya Lenyap Rp 155,02 Triliun

Selain karena isu boikot, Starbucks juga diterpa berbagai masalah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja Starbucks turut serta dalam aksi protes Starbucks Workers United saat Red Cup Day, Kamis (16/11/2023) di Pike Place Market, Seattle.
Foto:

Starbucks gencar diboikot di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Merek kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tersebut dianggap mendukung Israel.

Dampak dari aksi boikot itu membuat Starbucks dikabarkan tutup permanen di Maroko sebelum akhir 2023. Penutupan tersebut dikarenakan jumlah peminat yang menurun.

Di Indonesia sendiri, Starbucks menjadi kegandrungan masyarakat perkotaan. Starbucks membuka gerai pertamanya di Plaza Indonesia pada 17 Mei 2002 lalu. Sampai Januari 2018, kedai kopi tersebut sudah hadir di 326 lokasi, tersebar di 22 kota di Tanah Air.

Sementara dilansir Statista pada Selasa (5/12/2023), per Oktober 2022, total toko Starbucks berlisensi di dalam negeri sebanyak 523. Pada periode itu, Indonesia menempati posisi ke-10 sebagai negara dengan jumlah gerai terbanyak di dunia.

Posisi pertama ditempati AS dengan 15.873 gerai. Lalu disusul China dan Canada, masing-masing sebanyak 6.019 dan 2.101 gerai.

Pada tahun lalu, Starbucks Indonesia diketahui telah mengoperasikan gerai di 36 kota. Total karyawannya mencapai lebih dari 4.300 orang.

Masih dikutip dari Statista, pendapatan bersih Starbucks mencapai 26,58 miliar dolar AS pada 2022. Angka itu meningkat dibandingkan total tahun sebelumnya yang sebesar 24,61 miliar dolar AS.

Jaringan kedai kopi global ini mengalami peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun selama satu dekade terakhir. Hanya saja sempat menurun pada 2020 yang disebabkan oleh penerapan kebijakan tinggal di rumah akibat pandemi Covid-19.

Dalam beberapa tahun terakhir, Starbucks telah berkembang secara eksponensial, dengan jumlah unit lebih dari dua kali lipat selama 10 tahun terakhir. Jumlah gerai Starbucks di seluruh dunia melebihi 35 ribu pada 2022. 

Jumlah ini mencakup segmen lain yang dimiliki oleh jaringan kopi tersebut seperti Siren Retail dan Teavana. Pada tahun itu, Starbucks memiliki toko terbanyak di luar negara asalnya. Beberapa negara yang telah diperluas perusahaannya hingga mencakup Jerman, Indonesia, dan Uni Emirat Arab.

Namun, gerai kopi raksasa terbesar di dunia itu kini dalam ancaman karena aksi boikot tahun ini yang tidak main-main.

Baca juga: Alasan Starbucks Disebut Pro-Israel dan Ikut Diboikot?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement