Selasa 05 Dec 2023 12:11 WIB

Garuda Indonesia Rencanakan Pelunasan Sebagian Surat Utang dan Sukuk

Pelunasan sebagian surat utang dan sukuk melalui skema tender offer.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Foto: dok. Republika
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan rencana aksi korporasi pelunasan sebagian surat utang dan sukuk melalui skema tender offer kepada pemegang surat utang dan sukuk yang merupakan kreditur perusahaan dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan, periode partisipasi dalam tender offer tersebut akan berlangsung hingga 15 Desember 2023 mendatang. Pelunasan sebagian yang direncanakan akan dilaksanakan 21 Desember 2023.

Baca Juga

"Dalam rencana pelunasan sebagian surat utang dan sukuk tersebut, Garuda Indonesia telah mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya 50 juta dolar AS untuk nilai pokok (principal)," kata Irfan melalui keterangan resmi di Jakarta, kemarin.

Jumlah tersebut tidak termasuk pembayaran bunga terutang atau pembayaran jumlah distribusi periodik yang terutang yang nilainya akan ditentukan kemudian. Alokasi dana tersebut bersumber dari kas internal perusahaan, sejalan dengan kebijakan pengelolaan kas (cash management) perusahaan yang salah satunya diprioritaskan untuk penyelesaian kewajiban perusahaan kepada para kreditur. Adapun tender offer sendiri merupakan tawaran yang diajukan investor kepada pemegang saham perusahaan.

Irfan mengungkapkan bahwa rencana pelunasan sebagian surat utang dan sukuk itu merupakan bagian dari langkah proaktif Garuda Indonesia untuk perbaikan kinerja ekuitas melalui pengelolaan secara aktif atas aset, liabilitas, dan ekuitas untuk mengoptimalkan efektivitas profil arus kas perusahaan.

Aksi korporasi tersebut juga menjadi representasi niat baik (goodwill) perusahaan secara berkelanjutan dalam memastikan proses penyelesaian kewajiban terhadap para kreditur dapat menjadi semakin bijak (prudent). Pelunasan sebagian itu juga telah mempertimbangkan volatilitas pasar yang terjadi saat ini termasuk peningkatan suku bunga di pasar mata uang dolar AS.

Hal-hal lebih teknis terkait dengan mekanisme pelunasan sebagian tersebut dapat dirujuk pada keterbukaan informasi pada Singapore Exchange (SGX). "Langkah korporasi yang kami laksanakan jelang penutupan 2023, turut merepresentasikan komitmen perusahaan untuk terus bergerak adaptif dalam mengoptimalkan langkah perbaikan fundamental kinerja operasi, dengan memperhatikan secara saksama proyeksi ekonomi makro guna menjaga momentum pemulihan kinerja perusahaan," ujarnya.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement