Selasa 05 Dec 2023 10:02 WIB

Rupiah Pagi Ini Melemah di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Rupiah berada di level 15.511 setelah dolar AS menguat sebesar 0,31 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Senin (20/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang garuda mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada di level 15.511 setelah dolar AS menguat sebesar 0,31 persen.

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra memproyeksi peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka. Hal tersebut didukung ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve.

Baca Juga

"Ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebelum pertengahan tahun depan masih tinggi," kata Ariston saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/12/2023).

Data PMI sektor Jasa China yang dirilis pagi ini menunjukkan masih ekspansi dan lebih bagus dari ekspektasi. Ini bisa memberikan sentimen positif ke rupiah karena Cina merupakan partner dagang besar Indonesia.

Arsiton memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke kisaran 15.400 dengan resisten di kisaran 15.500 pada hari ini. Kemarin, rupiah ditutup menguat 22 poin ke level 15.463.

Senada, analis pasar keuangan Ibrahim Assuaibi melihat, penurunan suku bunga The Fed masih menjadi isu dominan di pasar keuangan. Sentimen tersebut membuat indeks dolar AS cenderung melemah dalam tiga bulan terakhir.

Peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS pun terbuka. "Dolar AS stabil mendekati level terendah dalam tiga bulan, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed meningkat," kata Ibrahim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement