REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) optimistis kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat, akan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur. Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim Teguh Ismartono mengatakan pabrik pupuk di Papua sejalan dengan komitmen pemerataan pembangunan pemerintah.
"Sekarang pabrik pupuk di bagian barat semua. Ada lima, masing-masing dua di Sumatera dan Jawa, serta satu di Kalimantan. Di wilayah timur tidak ada, pemerintah ingin ada pengembangan pabrik pupuk baru di Indonesia timur," ujar Teguh saat media gathering di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Teguh menyampaikan kehadiran pabrik pupuk di Papua juga sebagai langkah antisipatif menghadapi menipisnya gas sebagai bahan baku pupuk di Kalimantan Timur. Pabrik pupuk di Papua sendiri memiliki kapasitas produksi sebesar 1,15 juta ton urea dan 825 ribu ton amoniak per tahun.
"Dengan tambahan ini, kapasitas pupuk urea PKT mencapai 4,5 juta ton Urea per tahun. Kebutuhan pupuk Urea pada 2030 itu 6-7 juta ton Urea. Kita berharap bisa memenuhi penuhi 70-80 persen dari total kebutuhan," ucap Teguh.
Teguh menyebut pabrik pupuk Fakfak senilai 1 miliar dolar AS akan menjadi tumpuan dalam upaya ketahanan pangan Indonesia timur. PKT, lanjut Teguh, saat ini telah memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pupuk di sejumlah provinsi, mulai dari lima provinsi di Kalimantan, tujuh provinsi di Sulawesi, serta NTB dan NTT.
"Ada 13 provinsi yang jadi tanggung jawab, ini harus terpenuhi semua. Dengan pabrik pupuk Fakfak di wilayah timur juga kita tidak tahu kebijakan nanti seperti apa," kata Teguh.