Senin 27 Nov 2023 00:15 WIB

Dampak Seruan Boikot Israel, Begini Nasib Saham Distributor Adidas Hingga Pizza Hut

Sektor konsumer juga sedang tertekan karena ada penurunan daya beli masyarakat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Pizza Hut menjadi salah satu brand yang terkena dampak boikot Israel.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Pizza Hut menjadi salah satu brand yang terkena dampak boikot Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajakan boikot disebut cukup berdampak kepada pergerakan sejumlah saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa merek di bawah naungan emiten BEI itu dianggap teralifilasi Israel.

"Aksi boikot memang sedikit banyak mempengaruhi pergerakan saham-saham yang punya hubungan dengan Israel," kata Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada, Ahad (26/11/2023).

Baca Juga

Emiten peritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) menjadi salah satu yang terdampak. MAPI merupakan distributor terkemuka untuk merek-merek sepatu diantaranya Nike dan Adidas yang juga termasuk dalam daftar boikot.

Dalam satu bulan terakhir, saham MAPI mengalami koreksi 2,19 persen. Pada awal pekan lalu harga saham MAPI sempat melemah 0,60, namun berhasil ditutup menguat sebesar 2,29 persen di level 1.785 per saham.

Selain itu, restoran Pizza Hut yang dikelola oleh PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) juga terkena imbauan boikot. Seiring dengan hal itu, saham PZZA pun merosot 2,38 persen dalam sebulan terakhir. Akhir pekan lalu, saham PZZA berada di level 410.

Di luar ajakan boikot, menurut Reza, perang antara Israel dan Hamas memang menjadi perhatian pelaku pasar. Kekejaman Israel terhadap warga sipil dan fasilitas publik dikhawatirkan akan menyebabkan gejolak di Timur Tengah sehingga menimbulkan inflasi global.

Selain itu, sektor konsumer saat ini sedang tertekan karena ada penurunan daya beli masyarakat di dalam negeri. Pelaku pasar melihat tren kebijakan suku bunga tinggi berdampak kepada menurunnya tingkat konsumsi.

"Kebetulan kondisi market global juga masih turun jadi saham-saham tersebut terkena aksi jual, ditambah mereka punya mereka yang terafiliasi dengan Israel," jelas Reza.

Meskipun ada tekanan, Reza melihat, sentimen ini lebih bersifat jangka pendek. Reza mengatakan efek ini merupakan reaksi sesaat pelaku pasar dalam mencermati kondisi yang ada. Dengan kata lain, penurunan harga saham bukan disebabkan faktor fundamenfal.

"Selama tidak mempengaruhi kinerja fundamenfal emiten, aksi boikot tidak akan berdampak signifikan ke pergerakan saham," ujar Reza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement