Jumat 24 Nov 2023 20:44 WIB

BCA Life Sebut Konvergensi akan Jadi Tren Industri Asuransi ke Depan

Pendapatan premi sektor asuransi per September 2023 mencapai Rp 228,51 triliun.

Presiden Direktur Chief Executive Officer (CEO) BCA Life Christine Setyabudhi (kedua kiri) bersama Presiden Komisaris BCA Life Hariyanto mengangkat bendera saat tanda dimulainya kegiatan fun walk di kawasan FX Sudirman, Jakarta, Ahad (16/7/2023). PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) menggelar kegiatan fun walk bertajuk Now Lets go Ultima Race 2023 dalam rangka memperingati HUT ke-9 BCA Life sebagai upaya mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dan keuangan keluarga.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Direktur Chief Executive Officer (CEO) BCA Life Christine Setyabudhi (kedua kiri) bersama Presiden Komisaris BCA Life Hariyanto mengangkat bendera saat tanda dimulainya kegiatan fun walk di kawasan FX Sudirman, Jakarta, Ahad (16/7/2023). PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) menggelar kegiatan fun walk bertajuk Now Lets go Ultima Race 2023 dalam rangka memperingati HUT ke-9 BCA Life sebagai upaya mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dan keuangan keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur BCA Life Christine Setyabudhi mengatakan konvergensi akan menjadi tren yang diimplementasikan oleh industri asuransi ke depan. Ia mencontohkan saat membeli tiket perjalanan pariwisata, ia sekaligus mendapatkan asuransi perjalanan dan asuransi jiwa.

 

Baca Juga

“Dengan kecanggihan kecerdasan buatan dan sebagainya, embedded insurance itu akan menjadi bagian daripada pendorong pertumbuhan di perusahaan asuransi,” kata Christine dalam Indonesia Financial Sector Outlook 2024 di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

 

Dengan konvergensi, alih-alih bersaing, perusahaan asuransi yang saling berkompetisi justru bekerja sama untuk meningkatkan pendapatan. Ke depan, perusahaan asuransi juga perlu betul-betul mengimplementasikan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup yang tidak lagi bisa hanya dijadikan jargon.

 

Perkembangan teknologi juga perlu dimanfaatkan untuk membuat kegiatan operasional perusahaan asuransi lebih efisien. Christine menambahkan, perusahaan asuransi perlu terlebih dahulu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya dan industri asuransi pada umumnya agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi nasabah yang terus berubah.

 

“Kita harus sadar bahwa industri asuransi bisa berkembang dan tumbuh karena kepercayaan. Karena itu, kita harus memiliki rasa empati dan proaktif melahirkan servis-servis yang kita bayangkan diharapkan oleh nasabah-nasabah kita,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa pendapatan premi sektor asuransi per September 2023 mencapai Rp228,51 triliun.

 

Ogi mengatakan capaian tersebut terkontraksi 1,57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement