Senin 20 Nov 2023 17:00 WIB

Pergerakan Warga Saat Nataru Melonjak, Kemenhub Minta Pemda Bersiap

Pemda diminta menyiapkan transportasi umum dan infrastruktur jalan.

Foto udara kepadatan kendaraan di Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (1/1/2023) saat masa libur Natal 2022 dan tahun baru 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Foto udara kepadatan kendaraan di Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (1/1/2023) saat masa libur Natal 2022 dan tahun baru 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) menunjukkan potensi lonjakan pergerakan warga hingga 144 persen dari 44,17 juta orang pada musim libur Natal dan tahun baru (Nataru 2022) menjadi 107,63 juta orang pada Nataru 2023.

Kepala BKT Robby Kurniawan menjelaskan dari hasil survei tersebut dapat memberikan gambaran atau potret tren mobilisasi masyarakat di masa libur Natal dan Tahun Baru. "Namun, hasil survei ini bukan sebagai pengganti data realisasi yang mencerminkan keadaan aktual atau sebenarnya," ujar Robby melalui keterangan resmi Kemenhub, Senin (20/11/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, hasil survei itu menjadi dasar dan masukan penyiapan rencana operasi penyelenggaraan Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 yang dilakukan Kemenhub, kementerian/ lembaga, dan juga pihak terkait lainnya.

Sejumlah masukan/ rekomendasi kepada pemerintah daerah, yaitu mempromosikan tarif bundling transportasi massal perkotaan dengan destinasi wisata untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi publik. Selanjutnya, menyusun kebijakan keselamatan dan kelancaran lalu lintas, menambah personel keamanan, menambah fasilitas keselamatan jalan arteri di daerah, dan perbaikan prasarana infrastruktur jalan.

Rekomendasi kepada instansi terkait lainnya, yaitu mengatur manajemen rekayasa lalu lintas, mengatur kapasitas/ruang pada rest area dengan notifikasi, dan menambah lampu penerangan jalan umum di jalan tol. Kemudian pembatasan jenis angkutan barang pada tanggal-tanggal puncak, memberikan peringatan dini adanya cuaca ekstrim, dan siaga penyelamatan dan pencarian pertolongan di daerah rawan dan wisata.

Berdasarkan hasil survei, lima daerah asal pergerakan terbesar, pertama Jawa Timur 16,30 persen (17,54 juta orang), Jabodetabek 13,76 persen (14,81 juta orang), Jawa Tengah 13,21 persen (14,22 juta orang), Jawa Barat 10,39 persen (11,18 juta orang), dan Sumatera Utara 6,93 persen (7,45 juta orang).

Sementara itu, lima daerah tujuan perjalanan terbesar, pertama Jawa Timur 15,18 persen (16,34 juta orang), Jawa Tengah 13,80 persen (14,86 juta orang), Jawa Barat 11,62 persen (12,51 juta orang), Jabodetabek 9,19 persen (9,89 juta orang), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 8,92 persen (9,60 juta orang).

Puncak arus pergi/ keberangkatan diprediksi terjadi pada Sabtu (23/12/2023) sebesar 11,62 persen (12,5 juta orang), Sabtu (30/12/2023) 11,43 persen (12,31 juta orang), dan Jumat (22/12/2023) 8,22 persen (8,85 juta orang). Selanjutnya, puncak arus balik diprediksi terjadi pada Selasa (2/1/2024) 18,96 persen (20,41 juta orang), Senin (1/1/2024) 16,92 persen (18,21 juta orang), dan Selasa (26/12/2023) 11,16 persen (12,01 juta orang).

Survei itu menggunakan metode penyebaran kuesioner secara daring melalui WhatsApp, Instagram dan SMS Blast. Periode pelaksanaan survei selama satu bulan, mulai 26 Oktober-2 November 2023. Pelaksanaan survei melibatkan sejumlah pihak, di antaranya media, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), akademisi, dan para praktisi sektor transportasi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement