Ahad 19 Nov 2023 19:04 WIB

Jangan Asal Transaksi, OJK Imbau Gunakan Layanan Keuangan Digital dengan Cerdas

Adopsi teknologi digital berkembang pesat beberapa tahun belakangan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Bank Jago menggelar kegiatan edukasi keuangan digital #Kumpul Jagoan bertajuk Atur Keuangan Sesuai Maumu dengan Aplikasi Jago di Kota Medan, Ahad (19/11/2023).
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Bank Jago menggelar kegiatan edukasi keuangan digital #Kumpul Jagoan bertajuk Atur Keuangan Sesuai Maumu dengan Aplikasi Jago di Kota Medan, Ahad (19/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Adopsi teknologi digital berkembang pesat beberapa tahun belakangan, termasuk di dunia keuangan. Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatra Bagian Utara, Bambang Mukti Riyadi, hal itu memberikan banyak kemudahan bagi konsumen.

"Apalagi, ketika Covid-19, kita semua dipaksa terbiasa melakukan transaksi keuangan secara digital," ujar Bambang pada edukasi keuangan digital #KumpulJagoan bertajuk "Atur Keuangan Sesuai Maumu dengan Aplikasi Jago" di Medan, Sumatra Utara, Ahad (19/11/2023).

Baca Juga

Bagi dia, pemanfaatan layanan keuangan digital bukan sebuah pilihan, sebab semua akan mengarah ke sana. Akan tetapi, Bambang menyoroti bahwa pengalaman setiap orang beragam. Ada yang sudah terbiasa memanfaatkan layanan keuangan digital tersebut, ada juga yang baru dan belum memiliki pemahaman serta pengetahuan terkait hal itu.

Jika tidak memiliki literasi terkait hal itu, konsumen bisa terjerumus, seperti berbagai kasus konsumen yang terjerat pinjaman online (pinjol) maupun judi online (judol). Itu sebabnya Bambang mengimbau agar inklusi keuangan dibarengi dengan literasi keuangan yang baik.

Istilah inklusi keuangan artinya ketersediaan dan kesetaraan kesempatan dalam mengakses layanan keuangan. Sementara, literasi keuangan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap, perilaku, atau pengambilan keputusan terkait pengelolaan keuangan.

Dalam paparannya, Bambang mengutip data terkait indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Pada 2022, indeks inklusi keuangan nasional sebesar 85,10 persen, namun indeks literasi keuangan nasional hanya sebesar 49,68 persen.

Terkait indeks literasi keuangan digital, secara nasional angkanya tercatat sebesar 41 persen pada 2022, naik dari 2019 yang tercatat sebesar 35,51 persen. "Orang bisa bertransaksi, tapi tidak semua terliterasi. Teknologi digital adalah sesuatu yang sangat membantu, tapi harus dipahami. OJK sangat concern terhadap hal ini," tutur Bambang.

Karenanya, Bambang mengapresiasi inisiatif Bank Jago yang menggagas acara edukasi dan pengenalan solusi keuangan digital #KumpulJagoan bertajuk "Pandai Atur Keuangan Sesuai Maumu dengan Aplikasi Jago". Acara itu bertujuan memberikan wawasan tentang industri keuangan digital dan cara mengelola keuangan menggunakan aplikasi perbankan digital.

Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara Head of Consumer Business Customer Value Management Bank Jago, Irene Santoso, dan Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin. Bank Jago menggandeng sejumlah komunitas, seperti Blogger Penggiat Kreatif, Blogger Sumut, Medan Membaca, 1.000 Guru Medan, Bisnis Online Medan, serta Pertukaran Pemuda Antarnegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement