Sabtu 18 Nov 2023 14:00 WIB

Kenali Perbedaan Fast Fashion dengan Sustainable Fashion

Sustainable memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakaian fast fashion

Desainer Feby Ayusta menampilkan pakaian dengan konsep sustainable fashion di Kota Malang, Jawa Timur (ilustrasi).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Desainer Feby Ayusta menampilkan pakaian dengan konsep sustainable fashion di Kota Malang, Jawa Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka mengurangi limbah fesyen yang dapat memperburuk kondisi bumi, Ketua Harian Indonesian Fashion Chamber (IFC) Riri Rengganis membagikan sejumlah perbedaan antara fast fashion dengan sustainable fashion untuk menjadi acuan bagi masyarakat dalam memilih pakaian.

"Di dunia ini, produk fesyen yang mendominasi berasal dari jenama fast fashion, atau produk yang dibuat dengan skala besar," ujar Riri usai sesi konferensi pers dalam acara SPOTLIGHT Indonesia 2023 di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga

Pakaian-pakaian fast fashion, kata Riri, biasanya menggunakan bahan-bahan yang murah. Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase poliester yang tercantum di label pakaian.

Pilihan bahan yang murah tersebut berdampak pada murahnya harga pakaian dari industri fast fashion. Selain itu, ujar Riri melanjutkan, pakaian fast fashion biasanya mengikuti tren terkini.

"Pakai dua sampai tiga kali, bosen, lalu dibuang. Ini yang namanya limbah fesyen," ujar Riri.

Riri menjelaskan, pakaian dengan bahan plastik, poliester, serta turunannya akan sangat sulit untuk diurai oleh bumi. Hal inilah yang selanjutnya berdampak buruk pada lingkungan.

"Karena bahan dasarnya bukan bahan alam, itu pasti akan menjadi sampah yang menumpuk," ucap dia.

Di sisi lain, pakaian-pakaian sustainable fashion biasanya terbuat dari bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan sehingga mudah terurai. Bahan-bahan tersebut meliputi katun, linen, sutera, serta rayon.

"Dia masa pakainya lama," kata Riri.

Terkait desain, sustainable fashion mengedepankan desain yang lebih kreatif, unik, dan cenderung buatan tangan atau handcrafted. Sehingga sustainable memiliki nilai yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pakaian fast fashion.

"Jadi, pakaiannya akan bertahan lebih lama di lemari kita. Bisa dipakai berkali-kali, itu sustainable living," ujar Riri.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement