Kamis 16 Nov 2023 15:33 WIB

Kondisi Ekonomi Global Bikin Ekspor Indonesia Merosot

Tren komoditas saat ini masih relatif mengalami pelemahan.

Rep: Rahayu Subekti  / Red: Friska Yolandha
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi). Ekspor Indonesia secara year on year mengalami penurunan karena kondisi global.
Foto: bea cukai
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi). Ekspor Indonesia secara year on year mengalami penurunan karena kondisi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mengalami peningkatan, namun jika dibandingkan periode yang sama pada 2022 merosot. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan menurunnya ekspor Indonesia dikarenakan kondisi ekonomi global saat ini.

"Untuk ekspor, penurunannya jelas ini kaitannya dengan kondisi ekonomi global," kata Faisal kepada Republika.co.id, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga

Dia menegaskan, terutama kondisi ekonomi dari negara-negara mitra utama Indonesia. Faisal mengungkapkan, tren komoditas saat ini masih relatif mengalami pelemahan meskipun terjadi secara perlahan dan terjadi pelemahan permintaan di industri manufaktur.

"Karena negara-negara tujuan ekspor seperti China itu kondisi pertumbuhan ekonominya tidak sekuat yang dibayangkan, cenderung masih lemah," ucap Faisal.

Di sisi lain, Faisal menyebut Amerika Serikat saat ini sudah lebih baik dibandingkan tren sebelumnya. Hanya saja, Faisal mengatakan kondisi tersebut juga belum cukup kuat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19.

"Jadi ini artinya kondisi ekonomi global yang mempengaruhi ekspor dan kondisi ekonomi domestik yang mempengaruhi impor ini sama-sama kurang kondusif pada saat sekarang ya," ucap Faisal.

Sebelumnya, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai 22,15 miliar dolar AS. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini nilai ekspor pada Oktober 2023 tersebut naik 6,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kenaikan nilai ekspor pada Oktober 2023 ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik 24,61 persen, logam mulia dan perhiasan atau permata naik 43,10 persen, dan alas kaki naik 39,55 persen," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).

Meskipun begitu, jika dibandingkan periode yang sama pada 2022, Pudji menuturkan nilai ekspor Indonesia menurun. Dia mengatakan dibandingkan Oktober 2022, nilai ekspor Indonesia turun 10,43 persen.

"Pada Oktober 2023, nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan secara bulanan. Sementara secara tahunan mengalami penurunan," ucap Pudji.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2023 turun 10,30 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,44 persen dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 20,80 persen.

Ekspor nonmigas Oktober 2023 terbesar adalah ke China yaitu sebesar 5,78 miliar dolar AS. Lalu disusul India sebesar 1,87 miliar dolar AS dan Amerika Serikat sebesar 1,82 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 45,63 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,66 miliar dolar AS dan 1,26 miliar dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement