Rabu 15 Nov 2023 16:24 WIB

Impor Indonesia Oktober 2023 Naik, Ini Komoditas Penyumbangnya

Secara bulanan nilai impor Indonesia pada periode tersebut turun 2,42 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan perkembangan Indeks Harga Konsumen Februari 2023 dan indikator strategis lainnya dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Foto: Dok. Humas BPS
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan perkembangan Indeks Harga Konsumen Februari 2023 dan indikator strategis lainnya dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia Oktober 2023 mencapai 18,67 miliar dolar AS. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan angka tersebut naik 7,68 persen dibandingkan September 2023.

"Penyumbang peningkatan nilai impor secara bulanan adalah bahan baku atau penolong utamanya mesin atau peralatan mekanis. Lalu barang modal utamanya mesin atau peralatan listrik, dan barang konsumsi, utamanya serealia," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga

Sementara secara tahunan, Pudji menyebut nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 mengalami penurunan. Pudji mengatakan secara bulanan nilai impor Indonesia pada periode tersebut turun 2,42 persen. Pudji merinci, impor migas pada Oktober 2023 senilai 3,21 miliar dolar AS.

"Angka ini turun 3,66 persen dibandingkan September 2023 dan turun 4,68 persen dibandingkan Oktober 2022," jelas Pudji.

Sementara itu, Pudji menyebut impor nonmigas Oktober 2023 mencapai 15,46 miliar dolar AS. Angka tersebut naik 10,37 persen dibandingkan September 2023 dan turun 1,94 persen dibandingkan Oktober 2022.

BPS mencatat peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Oktober 2023 dibandingkan September 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai 386,8 juta dolar AS atau 21,06 persen. Sementara penurunan terbesar adalah besi dan baja senilai 47,4 juta dolar AS atau 5,30 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement