Selasa 31 Oct 2023 10:06 WIB

Nantikan Rilis Data Ekonomi Asia, IHSG Dibuka Menguat Tapi Melemah Lagi

Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa Asia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan pada Selasa (31/10/2023). IHSG melemah ke level 6.717,28 setelah sempat dibuka di zona hijau di awal perdagangan.

Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa Asia. Nikkei 225 melemah 0,15 persen, Shanghai Composite terkoreksi 0,32 persen dan Hang Seng anjlok 1,03 persen. Sementara Strait Times menguat 0,39 persen.

Baca Juga

"Indeks saham di Asia pagi ini dibuka beragam dengan kecenderungan menguat menjelang keputusan kebijakan moneter oleh bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) dan rilis data ekonomi dari berbagai negara di kawasan Asia," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

BOJ akan mengakhiri pertemuan kebijakan selama dua harinya nanti siang dengan investor memantau sinyal BOJ menaikkan proyeksi inflasi Jepang. BOJ juga diprediksi akan mendiskusikan lebih lanjut penyesuaian pada kebijakan pengendalian kurva imbal hasil atau Yield Curve Control (YCC).

Selain itu, data resmi Purchasing Mangers’ Index (PMI) China untuk Oktober kemungkinan memperlihatkan sektor manufaktur ekspansi ke level 50,2 dan sektor Jasa (Services) naik ke level 52,0 dari level 51,7.

Pasar saham di AS semalam rebound dengan ketiga indeks saham utama di Wall Street di tutup naik lebih dari satu persen. Minggu ini, investor mengantisipasi hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) dan sejumlah rilis data ekonomi.

Berkaitan dengan pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Kamis mendatang, Federal Open Markets Committee (FOMC) diyakini akan mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 5,25 persen-5,50 persen.

Rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS pada hari Jumat diprediksi akan memperlihatkan bahwa ekonomi AS telah menambah 175 ribu pekerja di Oktober, turun  di banding penambahan 336 ribu di September.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement