Kamis 26 Oct 2023 17:22 WIB

Bisa Dipelajari, Ini Kunci Sukses Transformasi BRI

Sunarso mengatakan, pentingnya manajemen risiko dalam pengelolaan bank.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Utama BRI Sunarso.
Foto: Bank BRI
Direktur Utama BRI Sunarso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso mengatakan, pentingnya manajemen risiko dalam pengelolaan bank. Terlebih bagi BRI yang fokus kepada pembiayaan mikro. 

"(Segmen UMKM) butuh jaringan luas, orang yang banyak, maka biaya operasional dan risikonya tinggi. Kalau dibiarkan, apalagi kalau ada masalah ditutupi, itu lama-lama akan meledak," ujar Sunarso saat Ngobrol Pagi Seputar BUMN (Ngopi BUMN) bertajuk "Transformasi BUMN: Kinerja Positif" di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga

Sunarso memetakan delapan risiko yang berpotensi mengancam bisnis perusahaan, mulai dari risiko strategi, legal, complaint, regulator, kredit, market, operasional, dan likuiditas. Dari kedelapan risiko ini, Sunarso menyebut risiko strategi menjadi hal yang paling krusial dalam bisnis perbankan. 

"Dari semua risiko ini, bagi seorang CEO yang paling membuat tidak bisa tidur adalah risk strategy yaitu strategi risikonya tidak tepat, kalah bersaing, dan lain-lain," ucap Sunarso. 

Sunarso mengatakan solusi dari ketidakakuratan membuat strategi risiko ialah lewat transformasi. Meski tak mudah, Sunarso menyebut sejumlah syarat untuk berhasil melakukan transformasi, mulai dari kejelasan objek yang akan ditransformasi, pemimpin yang mampu menggerakan transformasi, kerja sama seluruh anggota, dan sistem yang mampu menjalankan transformasi dengan baik. 

"Oleh karena itu, transformasi tidak boleh cuma omong-omong saja, harus ditulis dalam bentuk cetak biru," lanjut Sunarso.

Sunarso menyampaikan diagnosa, visi, dan desain menjadi faktor kunci keberhasilan transformasi. Sunarso menyebut hal ini akan menciptakan nilai dan modal bisnis baru yang sejalan dengan situasi terkini. 

"Kita punya banyak strategi tapi tidak dieksekusi itu sama dengan tidak punya strategi. Kita eksekusi tanpa peta jalan, tanpa strategi, maka eksekusi kita bisa hambur-hambur sumber daya dan ngawur tanpa tujuan. Dua hal ini adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan," kata Sunarso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement