REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengakui minat pasar dalam negeri terhadap produk sepeda motor listrik masih cukup rendah kendatipun pemerintah menyiapkan subsidi. Aismoli bakal menggelar pameran internasional mulai 2024 untuk memacu tumbuhnya pasar motor listrik di tengah konsumsi Indonesia.
Ketua Aismoli, Budi Setyadi menyampaikan, eMobility Indonesia Expo 2024 rencananya akan digelar pada Oktober 2024 mendatang. Ia meyakini melalui ajang-ajang serupa masyarakat akan semakin mengenal industri motor listrik dan tertarik untuk beralih.
“Pemerintah berharap agar Aismoli ikut mendorong. Aismoli harus bantu sampaikan ke masyarakat atau melalui marketing agar percepatan penggunaan sepeda motor listrik bisa cepat,” kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Lebih lanjut, Budi menyampaikan, Aismoli menggandeng Boundless dari Singapura sebagai event organizer yang telah berpengalaman mengelola acara serupa. Aismoli menginginkan gelaran pameran khusus industri motor listrik ini dapat memberikan hasil optimal dengan persiapan yang dilakukan sejak tahun ini.
Ia mengakui, laju pertumbuhan industri motor listrik diwarnai dengan tingkat permintaan dalam negeri yang masih rendah. Oleh karena itu, sebagai produsen selain fokus pada apsek produksi, perlu untuk mulai memikirkan straregi kreatif dalam pemasaran.
“Sebetulnya inisiastif dari masing-masing agen pemegang merek sudah ada misalnya melalui media sosial. Tapi saya melihat ada potensi untuk kita menyelenggarakan pameran internasional,” kata Budi.
Dalam kesempatan sama, Budi mengungkapkan realisasi penjualan sepeda motor listrik bersubsidi hingga kini baru terjual sekitar 6.000 unit dari total kuota subsidi yang disediakan pemerintah sebanyak 200 ribu unit hingga akhir tahun.
“Kemarin sudah (terjual) sekitar 6.000-an unit. (Target) tahun ini susah kalau disebutkan angka, tapi yang penting tumbuh saja sebanyak-banyaknya,” kata Budi saat ditemui di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Melihat sisa waktu hanya dua bulan hingga tutup tahun, Budi pun memastikan kuota subsidi sebanyak 200 ribu unit tidak akan tercapai. Budi pun mengungkapkan, penawaran dan permintaan pasar motor listrik di Indonesia belum seimbang lantaran produksi yang masih jauh lebih besar dari pada permintaan konsumen.
Aismoli mencatat, hingga saat ini terdapat sekitar 40 produsen motor listrik yang telah beroperasi di Indonesia. Sebanyak 15 produsen di antaranya telah memenuhi syarat minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 40 persen untuk ikut di dalam program subsdi motor listrik 200 ribu unit.
“Artinya untuk sampai angka 200 ribu unit pabrik itu bisa dari 15 produsen. Itu suplainya. Tapi permintaanya belum merata,” ujar Budi.