REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada awal perdagangan Rabu (11/10/2023). IHSG dibuka melemah tipis ke level 6.917,04 namun berhasil melambung kembali ke zona hijau dan menguat hingga 0,42 persen.
Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa regional Asia yang mayoritas dibuka naik pagi ini. Nikkei dan Shanghai Composite kompak menguat 0,41 persen, sementara Hang Seng naik tajam 1,51 persen.
"Indeks saham di Asia pagi ini dibuka menguat mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang berakhir naik," kata Phillip Sekuritas Indonesia.
S&P 500 dan NASDAQ mencapai level tertingginya dalam tiga minggu. Sementara, CBOE Volatility Index (VIX) turun ke level terendah dalam dua minggu.
S&P 500 memperpanjang rangkaian kenaikan menjadi tiga hari beruntun dan merangkak naik mendekati level 4.400 di tengah semakin besarnya harapan bahwa bank sentral AS untuk saat ini sudah selesai menaikkan suku bunga acuan.
Hal ini diperkuat oleh komentar Presiden Federal Reserve Bank di Atlanta Raphael Bostic yang meyakini tingkat suku bunga saat ini sudah cukup tinggi untuk membawa inflasi kembali turun ke target dua persen.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Notes) bertenor 10 tahun jatuh 16 bps menjadi sekitar 4,63 persen karena sejumlah investor mencari rasa aman dari konflik internasional.
Dari sisi makroekonomi, investor mengantisipasi rilis data inflasi AS untuk September, yaitu Producer Price Index (PPI) pada Rabu dan Consumer Price Index (CPI) pada Kamis.
Selain itu, naskah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed Minutes) bulan lalu yang juga akan dirilis nanti malam akan menawarkan petunjuk mengenai siklus kenaikan suku bunga setelah Federal Reserve bulan lalu memilih untuk tidak menaikkan suku bunga.