Rabu 04 Oct 2023 14:20 WIB

Konsultan Properti: Ketersediaan Perkantoran di Jakarta Naik 2,5 Persen per Tahun

Pasar perkantoran akan tetap kompetitif seiring tersedianya beragam transportasi umum

Suasana gedung perkantoran di ibu kota terlihat dari kawasan Gondangdia, Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Suasana gedung perkantoran di ibu kota terlihat dari kawasan Gondangdia, Jakarta, Selasa (14/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan bahwa pasokan perkantoran di Jakarta akan meningkat sekitar 2 persen hingga 2,5 persen setiap tahun selama periode 2023 hingga 2025.

"Tren pasokan akan lebih moderat. Ini menjadi modal yang cukup bagus untuk menstabilkan permintaan dengan pasokan di dua tahun ke depan," kata Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Baca Juga

Ferry menyampaikan, pasar perkantoran akan tetap kompetitif selama satu hingga dua tahun mendatang. Hal ini seiring tersedianya berbagai pilihan transportasi umum sehingga meningkatkan daya tarik gedung-gedung yang berlokasi di sepanjang rute.

Adapun fokus proyek di luar kawasan pusat kota juga diprediksi berpindah dari daerah selatan ke wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat yang menjadi wilayah potensial untuk pengembangan gedung kantor di masa depan. Selain itu, juga terdapat tren memilih ruang kantor yang sebelumnya pernah digunakan lengkap dengan perlengkapan yang ditinggalkan penyewa sebelumnya.

Tren tersebut dinilai semakin populer sebagai cara untuk mencapai efisiensi biaya. "Pasar kantor tetap kompetitif sehingga mendorong para pemilik gedung untuk tetap adaptif dan fleksibel guna menarik calon penyewa potensial," ujarnya.

Ferry mengatakan, pasar yang kompetitif juga mendorong penyesuaian tarif yang mengalami peningkatan tahunan kurang dari 3 persen dari 2023 hingga 2025. Pada kuartal III 2023 ini, banyak perusahaan yang beralih dari tren work from home (WFH) ke work from office (WFO), terutama oleh perusahaan swasta. Menurut dia, tingkat hunian kantor bergantung pada sejumlah faktor seperti dinamika pasokan dan penyerapan pasar.

Ia menambahkan, tahun politik 2024 perlu diantisipasi adanya penurunan aktivitas bisnis, termasuk transaksi gedung kantor. "Dengan keseimbangan antara pasokan dan permintaan, diperkirakan sektor kantor Jakarta akan memerlukan dua hingga tiga tahun lagi untuk mencapai perbaikan yang signifikan," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement