Senin 02 Oct 2023 11:17 WIB

IHSG Berpeluang Menguat di Awal Pekan, Cek Rekomendasi Saham dari Analis

Para investor mengikuti berita terbaru tentang potensi government shutdown di AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (2/10/2023). Akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat tipis 0,03 persen yang disertai dengan net sell asing sebesar Rp 303 miliar.

“Hari ini IHSG akan berpotensi menguat dengan target di 6.970-7.000 setelah data Core PCE Price Index MoM US menurun dan juga tidak ada govt shutdown di US. Level support berada di 6900-6920 dan resistance di 6970-7000,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman.

Baca Juga

Pada Jumat lalu, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 0,47 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang turun sebesar 0,27 persen. Namun di sisi lain indeks Nasdaq menguat sebesar 0,14 persen.

Para investor mengikuti berita terbaru tentang potensi government shutdown. September merupakan bulan terburuk tahun ini bagi S&P 500 yang terkoreksi 4,9 persen dan Nasdaq melemah 5,8 persen.

Core PCI price index, yang merupakan metrik inflasi yang disukai oleh Federal Reserve, pada Agustus 2023 sebesar 3,9 persen, sesuai ekspektasi. Bursa Eropa ditutup menguat seperti CAC 40 dan DAX Performance Index yang masing-masing naik 0,26 persen dan 0,41 persen.

Sementara itu, hampir semua bursa di kawasan regional Asia Pasifik mencatat kenaikan, mengikuti penguatan bursa AS pada malam sebelumnya. Di antara yang mencatat kenaikan signifikan adalah Hang Seng 2,51 persen, sedangkan Nikkei terkoreksi tipis 0,05 persen.

Jepang melaporkan inflasi Tokyo sebesar 2,8 perden yoy pada September 2023, turun dibandingkan bulan sebelumnya. Penjualan ritel (retail sales) Jepang Agustus 2023 sebesar tujuh persen yoy, di atas perkiraan. Hari ini Indonesia akan menyampaikan inflasi September 2023 yang dipekirakan sebesar 2,25 persen yoy.

Berikut saham pilihan BNI Sekuritas untuk diperdagangkan hari ini.

1. BBCA: Spec Buy

Support di 8.800, cutloss jika break di bawah 8.775.

Jika tidak break di bawah 8.800, potensi naik ke 8.900-8.950 short term.

2. BMRI: Buy if Break 6.075

Resistance di 6.150-6.225.

Support di 6.000, cutloss jika break di bawah 5.900.

3. ARKO: Spec Buy

Support di 700, cutloss jika break di bawah 690.

Jika tidak break di bawah 700, potensi naik ke 730-750 short term.

4. ACES: Spec Buy

Support di 745, cutloss jika break di bawah 740.

Jika tidak break di bawah 740, potensi naik ke 775-800 short term.

5. MBMA: Spec Buy

Support di 800, cutloss jika break di bawah 790.

Jika tidak break di bawah 790, potensi naik ke 825-850 short term.

6. BRPT: Spec Buy

Support di 1m300, cutloss jika break di bawah 1.280.

Jika tidak break di bawah 1.280, potensi naik ke 1.340-1m380 short term.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement