Rabu 20 Sep 2023 18:58 WIB

Bulog Karawang Kesulitan Serap Gabah karena Harganya Tinggi

Bulog hanya bisa menyerap gabah petani senilai Rp 5.500, padahal harganya Rp 7.300.

Buruh tani mengumpulkan padi yang baru dipanen di Rancanumpang, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (12/9/2023). Panen padi di saat kemarau, di tengah kenaikan harga gabah kering, membuat banyak petani sumeringah. Menurut pelaku usaha penggilingan padi, harga gabah kering saat ini mengalami kenaikan harga dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp7.000 per kilogram.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Buruh tani mengumpulkan padi yang baru dipanen di Rancanumpang, Gedebage, Kota Bandung, Selasa (12/9/2023). Panen padi di saat kemarau, di tengah kenaikan harga gabah kering, membuat banyak petani sumeringah. Menurut pelaku usaha penggilingan padi, harga gabah kering saat ini mengalami kenaikan harga dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp7.000 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Bulog Kabupaten Karawang, Jabar, mengalami kesulitan menyerap gabah untuk beras cadangan pangan pemerintah menyusul tingginya harga gabah petani, sehingga penyerapan gabah sementara ini dilakukan untuk beras komersil.

Kepala Sub Divre Perum Bulog Karawang, Yuliani Alzam, disela operasi pasar murah di Karawang, Rabu (20/9/2023) mengakui saat ini cukup sulit menyerap gabah petani untuk dijadikan beras cadangan pangan pemerintah, karena harga gabah yang lebih tinggi dibanding dengan standar Bulog.

"Bulog itu dalam menyerap gabah atau beras ada standar yang diberikan oleh pemerintah. Kalau pemerintah itu ada ketetapannya melalui Bapanas (Badan Pangan Nasional), Bulog bisa menyerap gabah petani dengan harga Rp 5.500. Sementara realita sekarang di lapangan Rp 7.300. Kalau kami beli, kami melanggar," katanya.

Ia mengatakan, penyerapan gabah petani harus terus dilakukan, bahkan akan dimaksimalkan, meski harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan standar harga yang telah ditentukan.

"Jadi (di tengah tingginya harga gabah), Bulog tetap menyerap gabah petani, namun untuk beras komersil. Harganya pun sama, Rp 7.300 per kilogram. Sekarang pun saya lagi nyerap nih, gabah petani. Tapi itu nanti akan masuk jenis premium untuk komersil," katanya.

Menurut dia, saat ini realisasi penyerapan gabah oleh Bulog Karawang masih di bawah 50 persen dari target sekitar 34 ribu ton.

Namun Yuliani mengaku optimis target penyerapan gabah dapat tercapai hingga akhir tahun.

Pihaknya juga optimis beras cadangan pemerintah untuk wilayah yang menjadi tanggung jawab Bulog Karawang, yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Karawang, dapat tercukupi hingga tahun depan.

Ia menyebutkan kalau saat ini stok beras di gudang wilayah Karawang mencapai sekitar 18.500 ton. Terdiri atas beras impor dan beras produksi dalam negeri.

"Stok beras itu (persentasenya), antara berisi beras impor dan beras dalam negeri, 50:50. Karena memang beras dalam negeri kan sebelumnya banyak dikeluarkan untuk bantuan pangan tahap pertama," katanya.

Saat musin panen tiba,  Bulog Karawang akan memaksimalkan penyerapan beras untuk cadangan pangan pemerintah dengan harga pembelian Rp 5.500. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement