Rabu 20 Sep 2023 10:35 WIB

Di Depan Investor Migas, Sri Mulyani Janji Bikin Kebijakan Fiskal Jadi Fleksibel

Indoensia telah menargetkan produksi 1 juta barel minyak per hari.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah siap untuk  menyediakan sejumlah kebijakan fiskal yang fleksibel demi mendatangkan investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) lebih besar
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah siap untuk menyediakan sejumlah kebijakan fiskal yang fleksibel demi mendatangkan investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) lebih besar

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memastikan pemerintah siap untuk menyediakan sejumlah kebijakan fiskal yang fleksibel demi mendatangkan investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) lebih besar ke Indonesia. Namun, Sri juga menekankan, seluruh kebijakan fiskal seperti insentif perpajakan tentu akan diberikan secara rasional. 

“Di Kemenkeu, kita akan sediakan fleksibilitas fiskal secara rasional dan sehat, pemerintah mengatur upaya adaptif untuk sektor industri migas, termasuk membawa masuk teknologi baru,” kata Sri Mulyani dalam pembukaan The 4th International Convention On Indonesian Oil and Gas 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (20/9/2023). 

Baca Juga

Di depan para investor dan perusahaan hulu migas yang hadir dalam acara, ia menegaskan siap terbuka dan mendengarkan berbagai aspirasi dari pelaku usaha agar iklim investasi migas terus berkembang di Indonesia. Termasuk investasi yang ditujukan untuk membantu Indonesia mengejar target emisi nol bersih atau Net Zero Emission 2060. 

Seperti diketahui Indoensia telah menargetkan produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Sri mengatakan, tanpa dukungan fiskal yang tepat target hulu migas nasional tidak akan mampu terkejar.

“Jadi fiskal tools dalam hal insentif pajak di tingkat produksi dan dalam hal subsidi kepada konsumen, Indonesia akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk bisa tingkatkan iklim investasi kita,” kata Sri. 

Lebih lanjut, ia juga menyinggung soal pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di Indonesia. Ia mengatakan, dukungan investasi pengembangan CCS turut diincar pemerintah untuk mengurangi emisi karbon C02. 

Ia mencatat, sepanjang 2021, realisasi investasi hulu migas telah mencapai 10,9 miliar dolar AS. Kemudian meningkat menjadi 12,1 miliar dolar AS tahun 2022. “Kita harap tahun 2023 investasi untuk industri hulu migas akan mencapai 14,6 miliar dolar AS. Tiga tahun terus berlanjut,” ujarnya. 

Chairman of Organizing Committee ICIOG 2023, Mohammad Kemal, mengungkapkan,  melalui ICIOG 2023, para pemangku kepentingan dan pelaku usaha di industri hulu migas diharapkan bisa mengoptimalkan peluang dari tren yang tengah berkembang di tingkat global. 

“Target mencapai produksi di 2030  tidaklah mudah dan butuh cara-cara yang tidak biasa, serta terus mendorong sinergi, kolaborasi dan dukungan dari para pemangku kepentingan, oleh karena itu SKK Migas menyelenggarakan acara ICIOG setiap tahun untuk mendapatkan dukungan dan masukan terkait dengan kondisi terkini di global, lokal, serta hal-hal lain yang mempengaruhi hulu migas,” ujar Kemal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement