REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RHB Sekuritas mengungkapkan transaksi waran terstruktur banyak diminati terutama oleh trader dengan modal relatif kecil. CEO RHB Sekuritas Thomas Nugroho menuturkan transaksi waran terstruktur selama satu tahun ini mencapai hampir Rp 1,3 triliun.
"Satu tahun lalu pasar modal melahirkan produk baru (Waran Terstruktur). Ini masih kecil tapi melihat data dalam setahun ada 13,3 miliar lembar waran terstruktur," kata CEO RHB Sekuritas Thomas Nugroho di Gedung BEI, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Dengan prospek yang kian positif, Head of Sales and Marketing Equity Derivative RHB Sekuritas Steinly Atmanagara menuturkan ke depan RHB Sekuritas juga memiliki target yang cukup berkembang pada tahun ini. Dia mengatakan, seri yang akan diterbitkan dalam waran terstruktur ditargetkan akan terus bertambah.
"Kita akan terus menerbitkan waran terstruktur, kecuali Desember. Target kita menerbitkan seri baru 10 per bulan,”ucap Steinly.
Tak hanya itu, Steinly mengungkapkan RHB Sekuritas juga membuka peluang untuk menerbitkan waran terstruktur dari underlying di luar IDX 30. Dengan begitu, Steinly menilai nantinya akan menambah investasi dan alat bantu investasi dari seluruh investor pasar modal di Indonesia. Dia mengatakan, hingga saat ini sudah ada 103 seri waran terstruktur yang diterbitkan.
“Produk waran terstruktur kita sudah menunjukkan progres yang jauh lebih baik dan diharapkan ke depannya produk ini bisa berkembang lagi,” tutur Steinly.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik mengungkapkan dengan prospek yang cerah maka akan ada peningkatan target dari transaksi waran terstruktur. Jeffrey menjelaskan, target tersebut masih terus dijajaki oleh BEI.
"Target sedang kita susun. Kita akan kaji kira-kira berapa target yang cukup memotivasi untuk produk waran terstruktur," kata Jeffrey.
Jeffrey menambahkan, pembahasan mengenai perluasan underlying juga tengah dilakukan. Jeffrey menuturkan, perluasan underlying waran terstruktur tengah dalam kajian dan diharapkan akan bertambah lagi jumlah serinya.
"Kami memang melihat perluasan underlying ini kelihatannya memang dibutuhkan. Karena kalau dari underlying yang sekarang IDX 30 sudah lebih dari 100 seri yang diterbitkan berarti sudah ada yang numpuk," jelas Jeffrey.
Jeffrey memastkikan kajian juga dilakukan dengan berkoordinasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hanya saja, Jeffrey belum bisa memberikan informasi lebih detail mengenai perluasan underlying IDX 30.
"Perluasannya sampai di mana masih dalam tahap diskusi. Apakah dalam satu indeks universe tertentu apa dibuat dimacam list seperti saham margin. Itu masih kami kaji," ucap Jeffrey.