Senin 18 Sep 2023 11:18 WIB

Integrasi Ekonomi Domestik Butuh Sistem Logistik Tangguh

Pengembangan sistem logistik yang tangguh harus dilakukan secara sinergis.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), salah satu Subholding Pelindo yang bergerak di bidang pelayanan operasional terminal non-petikemas bersiap melakukan Serah Operasi Pelabuhan di empat pelabuhan, mulai dari Semarang, Jawa Tengah, Gresik, Jawa Timur, serta Lembar dan Badas di Nusa Tenggara Barat.
Foto: Dok. Pelindo
PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), salah satu Subholding Pelindo yang bergerak di bidang pelayanan operasional terminal non-petikemas bersiap melakukan Serah Operasi Pelabuhan di empat pelabuhan, mulai dari Semarang, Jawa Tengah, Gresik, Jawa Timur, serta Lembar dan Badas di Nusa Tenggara Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyatakan untuk mewujudkan integrasi ekonomi domestik dan konektivitas global untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dibutuhkan sistem logistik nasional yang tangguh. Dia menuturkan, upaya membangun sistem logistik yang tangguh dilakukan berdasarkan pemetaan pasokan dan permintaan secara end to end.

"Pengembangan sistem logistik yang tangguh tidak hanya untuk mengikuti pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendorong kemunculan pusat-pusat pertumbuhan baru," kata Setijadi dalam pernyataan tertulisnya, Senin (18/9/2023).

Baca Juga

Dia mengungkapkan, dengan paradigma ship promotes the trade, pengembangan sistem logistik yang tangguh dapat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan. Hal tersebut dapat dilakukan secara nasional maupun spasial atau wilayah.

Berdasarkan data BPS kuartal II 2023, distribusi PDB masih didominasi wilayah Jawa sebanyak 57,27 persen dan Sumatra sebanyak 21,94 persen. Lalu diikuti Kalimantan sebanyak 8,32 persen, Sulawesi sebanyak 7,13 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 2,77 persen, serta serta Maluku dan Papua sebanyak 2,57persen.

Setijadi menjelaskan peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kontribusi ekonomi antarwilayah dapat didorong dengan peningkatan konektivitas. "Ini dapat dilakukam melalui pengembangan sistem transportasi multimoda secara terintegrasi, baik transportasi laut maupun hinterlandnya," jelas Setijadi.

Dia menilai, pengembangan sistem logistik yang tangguh harus dilakukan secara sinergis. Hal itu baik antar kementerian atau lembaga maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta melibatkan para pelaku usaha.

"SCI kembali menyampaikan tiga rekomendasi perbaikan dan pengembangan sistem logistik Indonesia, yaitu revisi Perpres 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan UU logistik, dan pembentukan lembaga permanen bidang logistik," jelas Setijadi.

Dalam webinar Bappenas bertema Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan visi Indonesia Emas 2045 harus dicapai dengan lompatan besar. Khsuusnya dengan transformasi ekonomi untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap dan melompat maju.

Ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh rata-rata 6-7 persen pada tahun 2045. Hal itu dengan salah satu arah dalam transformasi ekonomi untuk Indonesia Emas adalah integrasi ekonomi domestik dan global.

Hasil kajian Bappenas menunjukkan biaya logistik nasional (domestik) sebesar 14,1 persen dan biaya logistik ekspor sebesar 8,98 persen terhadap harga barang. Sasaran biaya logistik tahun 2045 sebesar 9,0 persen terhadap PDB.

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 mengalami penurunan menjadi peringkat 61. Dari 8 komoditas pokok yang diperdagangkan, disparitas harga berkisar sekitar 1,5 hingga 4,5 kali lipat. Sementara, utilisasi pelabuhan di kawasan timur Indonesia rata-rata kurang dari 50 persen akibat sarana-prasarana dan standar fasilitas pendukungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement