Kamis 14 Sep 2023 07:27 WIB

Dolar Menguat Setelah Inflasi AS Naik

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lain, naik 0,06 persen.

Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (6/5/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS naik tipis terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 14/9/2023 pagi WIB), setelah laporan indeks harga konsumen (IHK) sedikit lebih tinggi dari perkiraan untuk Agustus, tetapi tidak banyak mengubah ekspektasi pasar terhadap jalur kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,06 persen menjadi 104,7727 pada akhir perdagangan.

Baca Juga

Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis laporan IHK terbaru pada Rabu (13/9/2023). Inflasi utama AS meningkat sebesar 0,6 persen pada Agustus dibandingkan bulan lalu sesuai antisipasi pasar. IHK inti yang tidak termasuk harga minyak dan pangan yang mudah berubah naik sebesar 0,3 persen, lebih tinggi dari perkiraan dan sebesar 0,2 persen pada Juli.

Laporan tersebut menunjukkan inflasi umum tumbuh 3,7 persen pada Agustus dibandingkan tahun lalu, meningkat dari kenaikan 3,2 persen pada Juli. Meningkatnya harga energi memicu kenaikan tersebut, sementara tekanan harga yang mendasarinya sebagian besar tidak terlalu besar.

Saham-saham AS menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah AS terombang-ambing dalam kisaran yang ketat pada Rabu (12/9/2023) setelah data IHK dirilis.

"Ini adalah laporan inflasi yang rumit, mengingat kenaikan harga gagal mereda sehingga bank sentral dapat meninggalkan sikap hawkish-nya," kata Ed Moya, analis pasar senior di OANDA Corp.

"Kenaikan IHK hari ini dapat sedikit meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada November dan berpotensi menunda waktu penurunan suku bunga hingga memasuki tahun 2024," kata Joe Tuckey, kepala analisis valas di Argentex Group.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS berada dalam kisaran yang ketat setelah laporan IHK.

Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah pada 1,0732 dolar AS, dan pound Inggris naik menjadi 1,2486 dolar AS dari 1,2485 dolar AS.

Dolar AS dibeli 147,4540 yen Jepang, lebih tinggi dari 147,1020 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,8934 franc Swiss dari 0,8912 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3564 dolar Kanada dari 1,3556 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 11,1379 krona Swedia dari 11,1007 krona Swedia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement