REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Rully Arya Wisnubroto menilai bahwa periode pemilihan umum (pemilu) tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu mengacu pada tahun-tahun pemilu sebelumnya, yang mana pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat.
"Jadi memang dari pandangan kami sebenarnya kondisi ekonomi Indonesia di tahun pemilu itu tidak lebih dipengaruhi oleh kondisi global," kata Rully dalam acara Media Day oleh Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, Selasa (11/9/2023).
Rully memaparkan data secara historis, pada tahun pemilu 2004, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,03 persen, kemudian pada 2009 tercatat turun sebesar 4,3 persen, serta pada pemilu 2014 sebesar 5,01 persen.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, terutama perlambatan ekonomi China dan kebijakan ketat suku bunga The Fed yang lebih berdampak signifikan.
Selain itu, periode pemilu biasanya juga diikuti dengan perlambatan pembentukan modal tetap bruto atau Gross Fixed Capital Formation serta arus investasi. Hal itu dikarenakan sikap investor yang cenderung menunggu atau wait and see.
Lebih lanjut, Rully menjelaskan bahwa pemilu tetap akan memberikan dampak yang positif, terutama terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
"Pemilu akan memberikan dampak positif, namun mengingat perekonomian global sedang melambat, kami yakin perekonomian Indonesia akan moderat pada tahun ini", ujarnya.
Rully memproyeksikan perekonomian Indonesia akan terus mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2023 akan tetap solid meskipun terkategori moderat menjadi 4,88 persen karena siklus pengetatan kebijakan moneter tahun lalu. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh di angka 5,12 persen.
"Konsumsi rumah tangga akan tetap solid didukung oleh inflasi yang lebih terkendali dan kebijakan BI dan pemerintah yang akomodatif," katanya.
Adapun sebelumnya Presiden Joko Widodo mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,2 persen pada tahun 2024.
Presiden Jokowi mengatakan, stabilitas ekonomi makro akan terus dijaga. Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 perlu diwujudkan untuk meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek.
Proyeksi tersebut dijadikan sebagai asumsi dasar makro landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.