Ahad 10 Sep 2023 18:50 WIB

Hyundai Kembangkan Industri Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik di Indonesia

Hyundai akan bangun hingga 3 ribu infrastruktur pengisian daya mobil listrik.

Hyundai mengembangkan industri stasiun pengisian daya mobil listrik di Indonesia.
Foto: ANTARA/Fauzan
Hyundai mengembangkan industri stasiun pengisian daya mobil listrik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain berkecimpung di pasar kendaraan listrik, Hyundai Motors Indonesia juga mengembangkan industri stasiun pengisian daya baterai mobil listrik di beberapa titik di Indonesia. “Terima kasih kepada pemerintah karena kami dapat berkontribusi dengan menyediakan hampir 3 ribu infrastruktur pengisian daya baterai di Indonesia,” kata COO Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto di acara 'Indonesia Sustainability Forum' di Jakarta, belum lama ini.

Untuk mengimplementasikan hal tersebut, Hyundai telah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU di berbagai kota, mulai dari Jadetabek, Surabaya, Tasikmalaya, dan lainnya. Terbaru, Hyundai Indonesia menyediakan SPKLU di 52 mal Indonesia dengan fasilitas EV (Electric Vehicle) berbasis pengisian cepat. 

Baca Juga

Selain itu, Hyundai juga menginvestasikan dana hingga 1,5 juta dolar AS atau sekitar Rp23 miliar sejak 2020 untuk produksi kendaraan listrik di Indonesia. Mereka juga bermitra dengan suplier baterai dari LG dengan total investasi lebih dari 3 juta dolar AS atau sekitar Rp46 miliar.

“Untuk Hyundai, ada tiga (jenis) teknologi terbaik, di antaranya adalah desain serta performa kendaraan dan baterai yang digunakan,” katanya.

Oleh karena itu, Hyundai Indonesia juga menghadirkan kendaraan listrik BEV atau mobil listrik murni yang sepenuhnya mengandalkan tenaga baterai untuk bergerak dan pengisian daya dilakukan melalui external charger, sehingga menghasilkan emisi nol persen saat berkendara. Untuk seri tersebut, Hyundai memiliki model Kona Electric dan IONIQ di pasar Indonesia.

“Rasio kepemilikan mobil (listrik) kurang dari 100 per 1.000 populasi orang. Jadi, angka ini lebih rendah dibandingkan Singapura, Thailand, dan Brunei,” kata Fransiscus mengenai pasar mobil listrik di Indonesia.

Fransiscus menilai industri kendaraan listrik di Indonesia, khususnya mobil, berpotensi besar bagi Hyundai. Bonus demografi Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah pembelian kendaraan listrik, dan Hyundai yakin dapat mengisi pasar otomotif di Indonesia secara intensif. 

Dengan demikian, kata Fransiscus, Hyundai berkomitmen sebagai salah satu penyedia produk kendaraan listrik di Indonesia dan berkolaborasi dengan penyedia baterai serta menghadirkan infrastruktur SPLKU.

“Kami tidak dapat menghindari adanya kompetisi di antara jenama otomotif serupa. Oleh karena itu, inovasi yang dihadirkan sangat penting (untuk menjadi pembeda),” kata Fransiscus menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement