REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mencatat, salah satu lapangan minyaknya, yakni lapangan Petani di Kabupaten Bengkalis berhasil mencapai angka produksi sebesar 10 ribu barel minyak per hari (BOPD) pada awal September. Adapun, angka produksi Blok Rokan mengalami kenaikan signifikan setelah diambil alih oleh Pertamina.
EVP Upstream Bussines Edwil Suzandi mengatakan, sejak alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan dua tahun lalu, produksi minyak di lapangan Petani WK Rokan meningkat dari 4.000 BOPD menjadi 10.000 BOPD.
“Peningkatan produksi ini merupakan hasil dari kampanye pemboran paket pengembangan SLO Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) Stage-1 serta laju penurunan based production yang dapat dipertahankan,” kata Edwil dalam keterangan resminya, dikutip Republika.co.id, Ahad (10/9/2023).
Edwil mengatakan, total ada 51 dari 61 sumur paket pengembangan yang sudah diselesaikan dan berproduksi. Sementara, sisa sumur lainnya sudah dijadwalkan pemboran pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 dengan dukungan tiga hingga empat rig pemboran dengan kapasitas 750 horsepower (HP).
“Kesuksesan ini didukung oleh kolaborasi yang harmonis antar tim Asset Development, Operation, Facility, Drilling and Completion, Land, Corporate Secretary, dan tim-tim lain yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung aktivitas pemboran yang masif ini,” kata Edwil.
Atas keberhasilan operasi dan produksi di Petani yang mencapai angka 10.000 BOPD tersebut, PHR menggelar syukuran pada Jumat (1/9/2023) dengan memberikan santunan untuk anak-anak yatim di daerah lapangan Petani dari hasil penggalangan donasi serta bekerja sama dengan Kesatuan Mesjid Mesjid Bekapap dan Sebanga (KMMBS) Badan Dakwah Islam PT PHR WK Rokan.
Untuk diketahui, lapangan Petani merupakan salah satu lapangan migas di WK Rokan yang masih memiliki potensi besar. PHR terus melakukan kampanye pemboran dan saat ini sedang berlangsung maturasi atau proses pematangan dan pengajuan paket OPL Petani Stage 2, di mana eksekusi pemboran akan dimulai pada tahun 2024.
“Kesuksesan pada paket pengembangan tahun 2022-2023 diharapkan dapat diteruskan pada paket pengembangan OPL Petani Stage-2 dengan dukungan stakeholder internal dan eksternal serta kolaborasi antar tim,” katanya.
Sebelumnya, pada awal Agustus lalu produksi PHR WK Rokan berhasil menembus angka 172 ribu BOPD, di mana torehan tersebut menobatkan PHR sebagai perusahaan penghasil minyak terbesar di Indonesia saat ini dan menjadi bagian dari upaya cita-cita perusahaan untuk tembus produksi 1 juta barel pada tahun 2030.